CANBERRA – Pejabat Australia membantah klaim seorang teknisi mekanis, Peter McMahon, yang menyatakan pesawat Malaysia Airlines MH370 sudah berhasil ditemukan. Pria berusia 64 tahun itu mendasarkan klaimnya pada citra satelit Google Earth di Samudera Hindia yang mirip lubang peluru.
McMahon mengklaim bahwa Google Earth secara tidak sengaja menunjukkan posisi MH370 di perairan sekira 16 kilometer (km) sebelah selatan Mauritus. Ia lantas mengatakan Badan Keamanan dan Keselamatan Perhubungan Australia (ATSB) memberi tahu bahwa gambar tersebut adalah MH370.
(Puing Pesawat Diduga Milik MH370. Foto: Reuters)
Juru bicara dari Pusat Koordinasi Badan Gabungan (JACC) lewat pernyataan resmi membenarkan pernyataan sang teknisi. JACC menerangkan bahwa McMahon pernah mengontak mereka lewat Facebook dan surat elektronik (surel) pada 2016 dan 2017 untuk mengirimkan bukti gambar.
“Tetapi tidak pernah sama sekali ATSB menyatakan bukti (yang disodorkan McMahon) kemungkinan besar adalah pesawat MH370 yang hilang,” kata juru bicara tersebut, dinukil dari Fox News, Selasa (20/3/2018).
BACA JUGA: Hilangnya MH370, Tragedi dengan Sejumlah Misteri
Ia menambahkan, bukti yang dikirim oleh McMahon berasal dari gambar yang diambil pada 6 November 2009, atau empat tahun sebelum pesawat menghilang yaitu 8 Maret 2014. Sebagaimana diketahui, pesawat Malaysia Airlines MH370 hilang dari radar beberapa saat usai lepas landas dari Kuala Lumpur.
Menurut The Sun, McMahon mengklaim pejabat-pejabat di Australia tidak ingin pesawat itu ditemukan karena penuh dengan lubang bekas peluru. JACC membantah dengan mengatakan klaim Peter McMahon palsu dan justru menambah penderitaan kerabat serta keluarga para penumpang.
BACA JUGA: Setelah Sempat Terhenti, Upaya Pencarian MH370 Kembali Dilanjutkan
BACA JUGA: Malaysia Kontrak Ocean Infinity untuk Lanjutkan Pencarian MH370
Keberadaan pesawat Boeing 777 beserta 239 orang di dalamnya hingga kini masih menjadi misteri. Operasi pencarian MH370 yang dilakukan tiga negara, Malaysia, Australia, dan China, sempat dihentikan pada Januari 2017. Namun, pencarian dilanjutkan oleh perusahaan eksplorasi bawah laut Amerika Serikat (AS), Ocean Infinity, yang dikontrak oleh pemerintah Malaysia.
BACA JUGA: Pesawat MH370 Ditemukan, Perusahaan AS Bakal Dibayar Rp940 Miliar
Ocean Infinity diberikan waktu 90 hari untuk mencari pesawat Malaysia Airlines MH370 sejak 17 Januari di Samudera Hindia, tempat terakhir kali serpihan pesawat ditemukan. Menteri Perhubungan Malaysia, Liow Tiong Lai, optimis serpihan bangkai pesawat MH370 akan ditemukan di area seluas 25 ribu kilometer persegi tersebut.
(Wikanto Arungbudoyo)