LONDON – Kepolisian Inggris merilis pernyataan resmi pertama Yulia Skripal setelah sadarkan diri dari kasus peracunan yang menimpanya pada 4 Maret di Salisbury, Inggris. Perempuan asal Rusia itu mengaku bahwa setiap hari dirinya merasa semakin kuat.
Yulia Skripal berterima kasih atas pesan-pesan bernada positif yang diterimanya setiap hari. Meski demikian, perempuan berusia 33 tahun itu mengaku bahwa seluruh episode dari kasus peracunan ini sungguh membingungkan.
“Saya tersadar satu pekan lalu dan senang mengumumkan bahwa saya mulai pulih setiap hari. Saya harus mengucapkan terima kasih kepada banyak orang untuk pemulihan ini dan terutama kepada orang-orang di Salisbury yang membantuku dan ayah,” kata Yulia Skripal, dinukil dari BBC, Jumat (6/4/2018).
“Saya yakin Anda akan melihat keseluruhan episode ini sangat keliru. Saya berharap Anda dapat menghargai privasi saya dan kelaurga selama masa pemulihan,” tutup putri dari Sergei Skripal itu.
BACA JUGA: Diracun dengan Novichok, Kondisi Putri Mantan Mata-Mata Rusia Meningkat Drastis
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan bahwa pemberian akses kekonsuleran dari pihak Kedutaan Besar Rusia di London sepenuhnya diputuskan oleh Yulia Skripal sendiri. Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar Inggris untuk PBB, Karen Pierce, dalam rapat Dewan Keamanan di New York, Amerika Serikat (AS).
“Kami sudah menerima permintaan akses kekonsuleran. Kami sudah menyerahkannya kepada Yulia Skripal dan menunggu respons darinya. Keinginan saudari Yulia Skripal tentu harus dipertimbangkan,” ujar Karen Pierce, melansir dari Reuters.
BACA JUGA: Terkait Skripal, Rusia Tuduh Inggris Langgar Hukum Internasional
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pekan lalu menuduh Inggris melanggar perjanjian internasional terkait akses kekonsuleran. Sebab, Inggris tidak memberikan perkembangan terbaru mengenai Yulia Skripal yang masih memegang kewarganegaraan Rusia.
“Perilaku Inggris itu bertentangan dengan perjanjian konsuler yang ditandatangani dengan Uni Soviet pada 1968. Dalam perjanjian itu disebutkan bahwa Moskow wajib mendapat akses kepada warganya serta memberi saran kepada mereka selama berada di tanah Inggris. Tidak ada pihak yang membatalkan perjanjian itu dan masih memiliki kekuatan hukum internasional,” urai Zakharova.
BACA JUGA: Mantan Mata-Mata Rusia Terkena Racun di Pintu Rumahnya
Sebagaimana diberitakan, Sergei dan Yulia Skripal ditemukan tidak sadarkan diri di Salisbury, Inggris, pada 4 Maret. Kepolisian Inggris menuturkan, mantan mata-mata Rusia itu terkena racun Novichok yang dilumuri di pintu depan rumahnya di Salisbury. Tidak seperti Yulia, Sergei Skripal saat ini sudah memegang kewarganegaraan Inggris sehingga London menilai Moskow membahayakan nyawa warganya.
(Wikanto Arungbudoyo)