Reaksi keras juga datang dari kelompok Reporter Without Border yang mengecam tindakan Kiev sebagai “aksi menyedihkan”. Sementara Komite untuk Perlindungan Jurnalis menuntut penjelasan dari pihak berwenang mengenai situasi yang mengharuskan tindakan ekstrem itu untuk diambil.
Andrei Soldatov seorang jurnalis Rusia yang merupakan mantan rekan Babchenko mengatakan operasi itu “telah melewati batas”.
"Babchenko adalah wartawan bukan polisi, demi Kristus, dan bagian dari pekerjaan kami adalah kepercayaan, apa pun yang dikatakan Trump & Putin tentang berita palsu," tulis Soldatov di Twitter. "Saya senang dia masih hidup, tetapi dia semakin menggerogoti kredibilitas jurnalis dan media."
Jurnalis dan rekan Babchenko lainnya, Simon Ostrovsky mengatakan dia merasa “marah sekaligus lega” menyusul kejadian ini.
Meski Babchenko nyatanya masih hidup, beberapa jurnalis sebelumnya telah benar-benar tewas di Kiev. Ibu Kota Ukraina itu memiliki catatan buruk terkait pembunuhan jurnalis termasuk insiden tewasnya Oles Buzina yang tewas ditembak di Kiev pada 2015 jurnalis Rusia Pavel Sheremet yang meregang nyawa setelah mobilnya meledak pada 2016.
(Rahman Asmardika)