Syirik, Kebenaran dan Kebebasan Memilih

, Jurnalis
Rabu 13 Juni 2018 20:39 WIB
Dedi Mulyadi. (Foto: Ist)
Share :

Sebagai pilihan, Pilkada sebenarnya adalah salah satu bentuk ekspresi baik kebebasan maupun kebenaran.

Pilkada memang persoalan pilihan, dan pilihan mengandaikan adanya kebebasan. Yakni kebebasan untuk memilih. Jika tidak ada kebebasan, maka tidak ada pilihan. Pilihan adalah ekspresi kebebasan, termasuk memilih untuk tidak memilih.

Pilihan juga mengandaikan kebenaran. Harapan untuk benar dalam menentukan pilhan. Setidaknya menurut standar ideal pribadi pemilihnya. Sebab itu, sudah semestinya informasi disuguhkan secara benar, sebagai pertimbangan untuk memilih dengan benar.

Syirik yang Sebenarnya

Rakyat jangan dibohongi dengan fitnah yang menggiring mereka jauh dari kebenaran, sehingga seakan-akan mereka tidak ada pilihan lain.

Menutupi kebenaran dan menghalangi kebebasan memilih, justru adalah bentuk syirik yang sebenarnya.

Sebagaimana halnya tauhid yang berdimensi kemanusiaan, syirik –sebagai lawan dari tauhid– juga demikian. Jika tauhid menyuguhkan kebenaran dan memberikan kebebasan, maka syirik yang sebenarnya adalah mengaburkan kebenaran dan membatasi kebebasan.

Itu sebabnya dalam Islam syirik yang adalah sumber sekaligus kejahatan yang besar.

“Sesungguhnya syirik adalah kezaliman yang besar” (Q.S. Lukman: 13)

Jangan jadikan rakyat seperti Sultan Shalâhuddîn, yang karena hasutan berbalut agama akhirnya benar-benar menghukum mati pemuda itu. Pemuda yang lalu dikenal sebagai Suhrawardî al-Maqtûl (yang terbunuh).

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya