Cak Imin Terhempas dari Cawapres Jokowi, Apa Untung Ruginya?

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis
Selasa 10 Juli 2018 22:29 WIB
Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (Foto: Ist)
Share :

JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) melakukan pertemuan tertutup dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Pertemuan tersebut disinyalir membahas keinginan Cak Imin menjadi calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, pertemuan antaran Cak Imin dengan Megawati memang membahas mengenai cawapres Jokowi. Sebab, PKB merupakan salah satu partai pengusung Jokowi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, sehingga penting untuk melakukan komunikasi politik.

"Tadi secara tertutup juga ada pertemuan antara Bu Megawati dengan Pak Muhaimin Iskandar," kata Hasto melalui sambungan telefon dalam acara iNews Sore.

Sedangkan kans Cak Imin sendiri sempat dibocorkan oleh Politikus PDIP Junimart Girsang, bahwa dari sekian nama cawapres yang dikantongi Jokowi nama Cak Imin memang sempat masuk daftar nama panjang, namun setelah dikerucutkan Cak Imin terhempas. Otak-atik nama cawapres Jokowi masih terus dikaji, kendati sudah ada sejumlah nama yang dikantongi Jokowi.

Menakar untung rugi Jokowi tak gandeng Cak Imin, pengamat politik Rico Marbun menilai kerugiannya bagi Jokowi cukup signifikan bila melepas Cak Imin dan PKB. "Kerugian itu wajar saja, karena waktu pendaftaran yang makin dekat. Di sisi lain, daya tawar PDIP dan PPP memang sedang kurang baik akhir-akhir ini," tuturnya.

Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median) itu pun memaparkan kemungkinan akan terjadi, pertama suara Cak Imin relatif diikuti grass rootnya, bahkan bila dilihat dari survei memperlihatkan tidak semua tokoh Islam yang mendukung petahana akan diikuti grass rootnya.

"Sebagai contoh adalah Tuan Guru Bajang (TGB), yang mayoritas konstituennya relatif anti terhadap petahana. Sedangkan basis konstituen Cak Imin sebagai tokoh Islam lebih ramah terhadap Jokowi. Jadi, wajar saja bila ada suara-suara menolak TGB dari basisnya sendiri pasca-dukungannya terhadap jokowi," ujarnya.

Kedua, hal yang bakal menyulitkan Jokowi, karena basis PKB relatif solid karena mayoritas pendukung Cak Imin dan PKB lebih fleksibel dalam menentukan pilihan capres-cawapresnya. "Mereka bisa mendukung Jokowi, tapi bila disingkirkan, mereka juga bisa berduyun-duyun memindahkan dukungan ke oposisi," tuturnya.

Menurut Rico, soliditas dari sisi konstituen berbeda dengan dua tokoh Islam lain yang sekarang mendekat pada Jokowi, seperti TGB dan Romahurmuziy. Mereka, sambung Rico, konstituennya sedang dalam keretakan.

"TGB tidak hanya dikecam partai asalnya Demokrat. Tapi juga gagal meyakinkan gerakan 212 untuk pindah gerbong ke kubu Jokowi. Sedangkan Romi belum bisa memulihkan elektabilitas partainya pasca-konflik berkepanjangan," katanya.

Rico menilai, kondisi tersebut bisa berbahaya bagi petahana. Sebab, hampir 12 juta suara PKB sampai saat ini relatif solid. Sementara itu ia memang melihat ada upaya yang dilakukan untuk menyingkirkan Cak Imin dari persaingan internal cawapres Jokowi.

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya