Keberadaan siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu juga tidak boleh diabaikan di sekolah. Rasa empati harus muncul dari siswa yang berasal dari keluarga mampu. Pria yang lekat dengan iket Sunda itu mengatakan bahwa kepedulian tersebut dapat melahirkan spirit sila Keadilan Sosial dalam Pancasila.
“Nah, kalau ada siswa yang berasal dari keluarga mampu, melihat temannya dalam keadaan tidak mampu, ya bantu. Ini menjadi peluang bagi kita untuk mendidik anak-anak soal empati. Sehingga, ada rasa keadilan yang terpenuhi,” ujarnya.
Karakter positif, menurut dia, merupakan esensi tujuan dari proses pendidikan disamping peningkatan kemampuan siswa. Bahkan, terciptanya karakter mulia merupakan puncak dari tujuan pendidikan tersebut.
“Kita memasukan anak ke sekolah itu agar karakternya menjadi mulia. Mereka terjaga dari sikap-sikap abai terhadap sesama. Saya kira ini puncak pendidikan, terciptanya karakter yang penuh sifat-sifat mulia,” ucapnya.
(Khafid Mardiyansyah)