Perwakilan dari Papua Barat, Christin Chatrin Nebore memaparkan, dari wilayahnya akan mengangkat masalah kenakalan remaja yang tinggi sepert konsumsi miras, rokok, serta ngelem; kekerasan terhadap anak baik KDRT maupun sesama pelajar dan umum; serta pendidikan dan kesehatan. Ia ingin mengajak teman-temannya untuk berpartisipasi mewujudkan mimpi-mimpi tersebut lewat aksi-aksi sederhana seperti donasi buku dan jelajah Papua di bidang pendidikan.
Misi berbeda diemban oleh Abdullah, perwakilan Forum Anak dari Provinsi Aceh. Remaja berusia 16 tahun itu ingin agar ada Undang-Undang (UU) yang mengatur agar partisipasi anak terjamin dan suaranya dapat didengar dalam Musrenbang (Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan) baik di tingkat daerah maupun pusat.
"Mimpi kami lebih kepada kebebasan anak dalam menyuarakan pendapat. Sejauh ini anak belum dilibatkan dalam Musrenbang Nasional. Padahal hasilnya bisa jadi acuan di kabupaten/kota," tukas Abdullah.
"Kita anak Indonesia ingin setiap suara didengar di kota/kabupaten hingga nasional. Kalau sudah didengar Insya Allah akan bisa menjawab harapan," kata siswa SMAN 1 Banda Baru Kabupaten Aceh Utara.
(Hessy Trishandiani)