Laporan PBB Ungkap Program Nuklir dan Rudal Balistik Korea Utara Masih Berlanjut

Rahman Asmardika, Jurnalis
Sabtu 04 Agustus 2018 12:40 WIB
Rudal Hwasong Korea Utara. (Foto: Reuters)
Share :

NEW YORK – Korea Utara belum menghentikan program nuklir dan rudal balistiknya yang merupakan pelanggaran terhadap sanksi PBB. Hal itu diungkap dalam laporan yang dikomisikan Dewan Keamanan PBB.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa Pyongyang telah meningkatkan pengiriman produk minyak dari kapal ke kapal yang ilegal dan berusaha menjual senjata ke luar negeri. Laporan rahasia itu telah diserahkan kepada Dewan Keamanan pada Jumat.

Sejauh ini, belum ada komentar dari pihak Korea Utara mengenai laporan tersebut.

BACA JUGA: Intelijen AS Deteksi Aktivitas di Pabrik Rudal Balistik Korut

Pekan lalu, para pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan Pyongyang tampaknya membuat rudal balistik baru meski hubungan kedua negara menghangat baru-baru ini. Tindakan Korea Utara itu juga berlawanan dengan janji untuk melakukan denuklirisasi yang disampaikan Kim Jong-un saat bertemu dengan Presiden AS, Donald Trump di Singapura pada Juni.

"Korea Utara belum menghentikan program nuklir dan misilnya dan terus menentang resolusi Dewan Keamanan melalui peningkatan besar-besaran pengiriman kapal ke kapal secara ilegal, serta melalui transfer batubara di laut selama 2018,” demikian isi laporan yang telah dilihat oleh media tersebut sebagaimana dilansir BBC, Sabtu (4/8/2018).

BACA JUGA: Korut Sesali Sikap "Gangster" AS dalam Perundingan Denuklirisasi

Disebutkan juga bahwa Pyongyang berusaha menyuplai senjata ringan dan perlengkapan militer lainnya ke Libya, Yaman dan Sudan melalui perantara internasional. Para pakar berkesimpulan bahwa sanksi yang dijatuhkan kepada Korea Utara terbukti tidak efektif.

Laporan itu muncul ketika Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan bahwa dia "optimis" bahwa denuklirisasi Korea Utara bisa tercapai. Di depan pertemuan tingkat menteri ASEAN di Singapura Pompeo mengatakan bahwa penting untuk mempertahankan "tekanan diplomatik dan ekonomi" pada Korea Utara untuk mencapai "denuklirisasi akhir yang sepenuhnya diverifikasi".

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya