Pemerintah China menyangkal keberadaan kamp-kamp ini.
Pada bulan April, Laura Stone, seorang diplomat senior di Departemen Luar Negeri AS, mengatakan puluhan ribu orang telah ditahan di "pusat-pusat pendidikan" di tengah tindakan keras pemerintah.
Sebagai tanggapan, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying menyatakan bahwa, "semua orang dapat melihat bahwa orang-orang dari semua etnis di Xinjiang hidup dan bekerja dalam kedamaian dan kepuasan dan menikmati kehidupan yang damai dan maju".
Klaim-klaim ini muncul ditengah ketegangan agama yang memburuk di beberapa tempat lain di China.
Di wilayah Ningxia, ratusan Muslim berhadapan dengan pihak berwenang pada hari Jumat untuk mencegah masjid mereka dihancurkan.
Para pejabat mengatakan Masjid Agung Weizhou yang baru dibangun belum diberi izin bangunan yang layak. Namun, kelompok hak asasi manusia mengatakan ada peningkatan permusuhan resmi terhadap Muslim di China, di mana kegiatan keagamaan tetap dikontrol ketat oleh pemerintah.
(Rachmat Fahzry)