Pengganti Wagub DKI, Gerindra dan PKS Harus Berembuk

Achmad Fardiansyah , Jurnalis
Senin 24 September 2018 05:29 WIB
Foto: Okezone
Share :

JAKARTA - Usai ditinggal Sandiaga Uno untuk mendampingi Prabowo Subianto untuk nyapres, kursi wakil gubernur DKI sampai saat ini masih kosong dan menjadi perebutan sengit diinternal partai koalisi.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai secara aturan hukum, kursi yang ditinggalkan Sandiaga Uno menjadi hak partai pengusung pasangan kandidat yang memenangkan pilkada tersebut.

"Gerindra dan PKS harus berembuk (konsensus) untuk menentukan dan menyepakati nama yang bakal direkomendasikan ke DPRD DKI untuk mengikuti mekanisme selanjutnya," kata Pangi kepada Okezone, Senin (24/9/2018).

Dalam perjalanannya, kata dia, elit Gerindra beberapa kali menjanjikan kursi wagub DKI menjadi milik PKS sebagai sekutu koalisi utama. Harus diakui, efektifitas mesin PKS memberikan kontribusi yang nyata bagi kemenangan pasangan Anis-Sandi pada pertarungan kontestasi elektoral di DKI Jakarta.

 

"PKS sebagai mitra koalisi beberapa kali menunjukkan sikap jiwa besar dan sering mengalah terhadap keinginan teman koalisi dengan merelakan posisi cagub Jabar untuk Gerindra," sambungnya.

Tidak hanya itu, sambung Pangi, PKS kembali merelakan Mardani Ali Sera hanya sebagai Ketua tim pemenangan di Jakarta, merelakan kembali kursi calon wakil presiden ke Sandiaga Uno, merelakan ketua tim pemenangan ke Djoko Santoso yang notabene juga kader Gerindra.

"Kalau ujung ceritanya, wagub DKI mengantikan Sandi nantinya juga dari kader Gerindra, maka sempurnalah Gerindra memborong semua jabatan," tuturnya.

Kata Pangi, sikap mengalah PKS ini bukan tanpa konsekuensi, PKS harus menelan pil pahit kalah di Jawa Barat yang 10 tahun terahir merupakan basis utama PKS. Sementara di DKI Jakarta, untuk pertama kalinya PKS abstain ke gelanggang politik memajukan kader terbaiknya di pilkada.

"Berkaca dari totalitas PKS dalam koalisi ini, semestinya Gerindra perlu kembali mengingat, mempertimbangkan untuk memberikan keleluasaan PKS dalam menentukan dan mengajukan nama wagub sebagai pengganti Sandiaga Uno. Bagaimana pun dengan majunya Prabowo-Sandi sebagai pasangan capres dan cawapres, Gerindra yang mendapatkan cotail effect berlimpah," terangnya.

Oleh karena itu, kata dia, Gerindra harus melangkah ke hati-hatian, jika salah melangkah dalam mengambil keputusan, akan mengambil resiko yang berat.

"Yang jelas akan mempengaruhi ritme dan soliditas dukungan mesin PKS memenangkan pasangan Prabowo-Sandi. Apa yang bakal terjadi apabila PKS mematikan mesin? Oleh karena itu, partai Gerindra harus siap-siap menelan pil pahit kalah dalam pilpres dan ditinggal mitra koalisinya apabila rakus dan tak mau berbagi dengan teman sekutu koalisinya," pungkasnya.

(Awaludin)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya