“KAMI seperti anak tiri, semua bantuan perginya ke Palu,” kata Mohamad Taufik, 38, seorang warga Donggala, Sulawesi Tengah. Lima saudaranya masih hilang karena gempa.
Tuturan Taufik itu menjadi gambaran masih banyaknya wilayah dan korban di Sulawesi Tengah yang belum tersentuh bantuan.
“Banyak anak kecil di sini yang kelaparan dan sakit, tapi susu atau obat tak ada,” lanjut Taufik, seperti dilaporkan kantor berita AP mengutip VOA Indonesia, Rabu (3/1/2018).
Dan ternyata di Palu pun masih banyak titik yang belum mendapat bantuan.
Berbagai supermarket dijarah warga. Kebutuhan sehari-hari bahkan Bahan Bakar Minyak dari SPBU, berebut diambil warga tanpa izin.
“Terpaksa kami lakukan. Kami sudah gak punya rumah, habis kami. Kami butuh semuanya, makanan, minuman,” tutur sejumlah warga Palu.
Berdasarkan laporan terakhir Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB), Gempa 7,4 SR diikuti tsunami di Sulawesi Tengah, telah menewaskan 1.234 orang. Sebanyak lebih 800 orang luka-luka.
Tidak hanya itu, 65.733 unit rumah porak-poranda, dan 61.867 orang mengungsi.
Kebutuhan darurat
Sejumlah kebutuhan yang diungkapkan langsung oleh korban, relawan, BNPB dan pemerintah. Inilah beberapa di antaranya yang dibutuhkan mendesak:
Makanan & minuman
Berdasarkan keterangan seorang relawan “makanan dan air” adalah kebutuhan paling mendesak bagi korban.