Jembatan Suramadu Digratiskan dan Silang Pendapat di Baliknya

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Senin 29 Oktober 2018 07:25 WIB
Jokowi. (Foto: Biro Pers Setpres)
Share :

"Karena saya tahu sekarang timbul polemik, pro dan kontra dari kalangan masyarakat, Pak Jokowi bisa menjelaskan alasan Beliau mengapa khusus biaya tol jembatan Suramadu itu digratiskan," kata SBY kepada wartawan di Yogyakarta, Minggu (28/10).

"Silakan dijelaskan, apakah pertimbangan ekonomi, apa pertimbangan sosial atau pertimbangan yang lain-lain," ujarnya.

Secara terpisah, politikus Partai Gerindra Fadli Zon meminta agar Presiden Jokowi membebaskan tarif jalan tol Jagorawi-jalan tol tertua di Indonesia-yang dianggap sudah meraup keuntungan.

"Saya usul Pak Jokowi segera gratiskan tol Jagorawi yang sudah 40 tahun beroperasi. Sudah balik modal dan sudah banyak untungkan negara dan pengelola," kata Fadli melalui akun Twitternya, Minggu (28/10).

Lebih lanjut Fadli menulis: "Jadikan jalan sebagai sarana pelayanan, bukan bisnis, termasuk jalan tol baru yang tarifnya mahal-mahal. Itu baru prestasi, bukan pencitraan murahan."

Pengamat: Apakah jalan tol Jagorawi layak digratiskan?

Tetapi pengamat ekonomi dari Universitas Katolik Atmajaya, Agustinus Prasetyantoko mengganggap tidak ada alasan yang kuat untuk membebaskan tarif tol Jagorawi jika dibandingkan tol jembatan Suramadu.

"Kalau motifnya hanya untuk popularitas, saya kira tidak perlu. Tapi kalau motifnya, misalnya, memberikan kepada masyarakat untuk memberi akses jalan, supaya bisa menikmati itu bisa (dibebaskan tarifnya)," jelas Agustinus kepada BBC News Indonesia, Minggu (28/10) sore.

"Cuma persoalannya, tol Jagorawi itu, fasilitas (pembebasan tarif) itu enggak perlu, karena yang mengakses jalan itu orang yang mempunyai kemampuan untuk membayar. Jadi untuk apa motif pembebasan biayanya?" tandasnya.

"Tidak digratiskan, (jalan tol Jagorawi) sudah macet. Jadi untuk apa?" kata Agustinus. "Kalau Suramadu bisa digratiskan, supaya orang bergerak untuk menggunakannya."

Agustinus tidak memungkiri ada latar atau motif politik di balik polemik tol jembatan Suramadu dan tol Jagorawi.

"Mungkin ada motif politik, motif popularitas, tapi untuk jembatan Suramadu tetap ada relevansinya, sementara untuk kasus Jagorawi, saya kira tidak ada relevansinya sama sekali, jadi ya enggak perlu (dibebaskan tarifnya)," paparnya.

(Qur'anul Hidayat)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya