JAKARTA – Siti Nuraini tidak pernah menduga akan berpisah untuk selamanya dengan sang suami, Ahmad Endang Rochmana, salah satu pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Karawang, Jawa Barat.
Namun nasib berkata lain, pesawat rute Jakarta-Pangkal Pinang yang ditumpangi Endang menuju tempat dinas itu jatuh ke laut. Ternyata pertemuan Nuraini dengan sang suami beberapa waktu sebelumnya menjadi yang terakhir.
"Bapak ini dinas dan ditempatkan di Kanwil Pangkal Pinang, Dirjen Perbendaharaan. Dua minggu sekali pulang, sudah biasa bolak-balik," kata Siti di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (30/10/2018).
(Baca juga: RS Polri Terima Data Antemortem dari 185 Keluarga Korban Lion Air JT-610)
Seperti biasanya, Ahmad Endang Rochmana selalu pulang ke Tasikmalaya untuk berkumpul dengan keluarga di sela-sela kesibukan sebagai abdi negara. Ia biasanya pulang pada Jumat sore dan kembali kerja Senin pagi.
Dua hari berkumpul bersama keluarga bukan waktu lama, tapi Endang harus kembali untuk menunaikan kewajibannya. Ia pun terbang ke Pangkal Pinang.
Endang berangkat lebih awal dari jadwal penerbangan, yakni pada Minggu 28 Oktober malam. Sebelum terbang, ia menelepon istrinya untuk sekadar berkabar sedang di bandara. Dia juga sempat mengatakan bahwa oleh-oleh khas Tasikmalaya akan dibagikan ke rekan kerjanya.
"Bapak bawa jeriken isi rengginang buat oleh-oleh. Di sana minta rengginang dari Tasikmalaya. Mengenakan jaket kulit warna hitam, topi biru, dan kaus polo warna biru," cerita Siti sambil berkaca-kaca.
(Baca juga: Keluarga Dilarang Melihat Jasad Korban Lion Air, Ini Alasannya)
Beberapa saat kemudian kabar duka terdengar. Pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang hilang kontak dan dilaporkan jatuh di perairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Nuraini belum percaya pertemuan singkat kala itu menjadi yang terakhir. Ia pun langsung bergegas berangkat ke Jakarta menemui Tim DVI Rumah Sakit Polri. Hasilnya nihil karena belum ada tanda-tanda mengenai suaminya.
Ditemani anaknya, Muhammad Rizky, ia menerjang terik matahari menuju Pelabuhan Tanjung Priok, untuk sekadar melihat barang-barang yang sudah dievakuasi Tim Badan SAR Nasional dari lokasi jatuhnya pesawat.
"Mudah-mudahan ada keajaiban. Saya ingin kepastian. Semoga cepat ketemu. Apa pun yang terjadi, saya ingin bawa bapak pulang lagi ke Tasikmalaya," ucapnya.
(Hantoro)