Konsep Smart Digital Airport sebenarnya sudah diterapkan sejak 2016. Namun, konsep ini terus saja digulirkan. Sasarannya tersebar dari sisi udara, pengelolaan operasional gedung terminal, hingga zona pendukung pergerakan penumpang. Untuk platform yang ditawarkan ada 3. AP II ini mengembangkan Indonesia Airport Apps. Aplikasi ini sudah didownload 150 ribu user dan ditargetkan satu juta pada 2019.
Ada juga platform operasi yang mengacu layanan dan komersialisasinya. AP II juga memiliki platform Airport Collaborative Decision Making yang melayani 15 stakeholder. Konsep ini mengakomodir airport operator, air line operator, hingga pemegang otoritas bandara.
“Optimalisasi Smart Digital Airport ini terus dilakukan. Semuanya akan optimal dalam waktu dekat di semua bandara,” kata Awaluddin lagi.
AP II juga tetap melanjutkan program revitalisasi bandara. Agenda ini digulirkan di Bandara Soekarno Hatta. Khususnya, Terminal 1 dan 2. Digulirkan selama 3 tahun, program revitalisasi terminal 1 sudah menaikan kapasitas menjadi 23-24 juta penumpang. Padahal, di tahun 1985 kapasitasnya hanya 9 juta.
Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta kini berkapasitas 17-18 juta penumpang. Jumlahnya sangat kecil pada 1992 dengan kapasitas sembilan juta. Mengalokasikan anggaran Rp3,7 Triliun, revitalisasi 2 terminal lengkap 6 sub terminal Bandara Soekarno Hatta ini masing-masing memberi slot 25 juta pada 2020. “Pendekatan teknologi ini akan mengintegrasikan smart mobility, security, hingga energi terbarukan,” ujarnya.