CHICAGO – Semburan udara dingin dari kutub yang membawa suhu sangat rendah ke wilayah Midwest Amerika Serikat (AS) telah menyebabkan 12 korban jiwa dan membuat sejumlah kegiatan, termasuk pengiriman surat dan sekolah dihentikan Kondisi itu memaksa para penduduk di wilayah Midwest yang dikenal tangguh dalam menghadapi musim dingin, tetap berada di dalam rumah mereka.
Suhu dingin ekstrem mematikan tersebut disebabkan oleh perpindahan pusaran kutub atau polar vortex, aliran udara yang biasanya berpusar di sekitar stratosfer di langit kutub utara, yang kali ini terganggu dan tertiup ke arah selatan.
Setidaknya selusin kematian terkait dengan cuaca dingin ekstrem itu telah dilaporkan di Michigan, Iowa, Indiana, Illinois, Wisconsin dan Minnesota sejak Sabtu.
Polisi Negara Bagian Illinois mengatakan, pasukannya telah menyelamatkan 21 orang yang terperangkap di sebuah bus sewaan yang mogok dalam suhu di bawah nol di jalan raya Interstate 55 dekat Auburn. Bus itu mogok setelah bahan bakar diesel kendaraan berubah menjadi gel di dalam mesin akibat suhu yang terlalu dingin.
Diwartakan Reuters, Kamis (31/1/2019), di Detroit, seorang pria berusia 70 tahun ditemukan tewas pada Rabu di jalan perumahan sekira 24 km sebelah selatan komunitas Ecorse, seorang mantan anggota dewan kota berusia 70-an yang hanya mengenakan pakaian tidur juga ditemukan tewas di sana pada hari yang sama.
Sementara di Iowa, seorang mahasiswa ditemukan tewas di luar gedung kampus Universitas Iowa pada Rabu pagi. Kematian mahasiswa yang diidentifikasi sebagai Gerald Belz itu diyakini terkait dengan cuaca ekstrem.
Jalan-jalan di Kota Chicago nyaris kosong dengan suhu udara yang tercatat berada di minus 28 derajat celcius. Sementara Layanan Cuaca Nasional (NWS) melaporkan, temperatur angin dingin di beberapa bagian Dataran Utara dan Great Lakes turun hingga minus 41 derajat celcius di Park Rapids, Minnesota, dan minus 35 derajat celcius di Fargo, North Dakota.