Inovasi Sosial 4.0 di Era Jokowi Adalah Kartu Keluarga Sejahtera

Adi Rianghepat, Jurnalis
Jum'at 22 Februari 2019 15:31 WIB
Jokowi saat menunjukkan "Kartu Saktinya" (Foto: Ilustrasi)
Share :

KUPANG - Salah satu upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun ekonomi digital, adalah bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Dalam pencairan bansos PKH dan BPNT di Kota Kupang, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, sejak era kepemimpinan Presiden Jokowi bansos mulai disalurkan secara non tunai menggunakan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

Hal ini merupakan inovasi sosial 4.0 di mana seluruh bansos dilakukan dengan satu kartu dan ibu-ibu PKH mulai mengenal transaksi digital yang memudahkan kehidupan mereka.

Dijelaskannya, uang bansos disalurkan melalui bank pemerintah kepada rekening setiap Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Dengan kartu ini ibu-ibu dapat mengambil uang bansos PKH, tarik tunai, menabung, maupun menebus BPNT menggunakan KKS yang juga berfungsi sebagai ATM.

"Semua ibu-ibu punya kartunya. Ini sudah masuk era digital dimana PKH dan BPNT dapat diambil menggunakan kartu, seluruh transaksinya online. Inilah bagian dari membangun ekonomi digital," tuturnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (22/2/2019).

Menperin Airlangga Hartarto bersama Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat (Foto: Istimewa)

Airlangga kemudian menanyakan kepada ibu-ibu penerima bansos bagaimana sistem penyaluran yang dicetuskan oleh Presiden Joko Widodo. Serempak sebanyak 1.000 KPM PKH dari Kota Kupang itu menjawab saat ini penyalurannya jauh lebih baik.

"Dulu harus antre ambil uangnya di kantor pos. Sekarang ambil uang dan belanja dengan kartu. Hanya saja sekarang memang harus pake nomor PIN ya? Nomor itu jangan dibagi ke suami ya, cukup ibu-ibu saja yang tahu," tuturnya disambut tawa para KPM.

Sementara itu, mewakili Menteri Sosial, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat yang mendampingi Menperin mengatakan Inovasi KKS merupakan kebijakan Presiden Joko Widodo pada tahun 2017 awal dimana bansos disalurkan secara terintegrasi melalui satu kartu.

KKS mempunyai fungsi ganda yaitu menjadi tabungan dan dompet (e-wallet). Sistem ini menjadi karya inovatif pertama kali yang digunakan di antara banyak negara yang melakukan Bantuan Tunai Bersyarat (Conditional Cash Transfer).

Dirjen menjelaskan fitur Tabungan dalam KKS adalah simpanan berupa rekening bank yang dapat ditarik secara tunai sementara fitur e-wallet meruapakan simpanan uang elektronik yang dapat digunakan belanja barang, tidak bisa ditarik tunai. E-wallet dapat digunakan untuk menyalurkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan bantuan barang lainnya.

"Melalui KKS diharapkan bansos dapat memenuhi target 6 T. Yakni tepat waktu, tepat kualitas, tepat administrasi, tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, dan tepat waktu," tuturnya.

Pada tahun 2014 jumlah terdapat 3 juta KPM dengan realisasi 93,26 persen. Tahun berikutnya 2015 sebanyak 3,5 juta KPM terealisasi 100,29 persen. Tahun 2016 jumlah penerima PKH naik dua kali lipat menjadi 3,5 juta KPM dengan realisasi penyaluran 99,69 persen. Pada tahun 2017 jumlah KPM kembali meningkat menjadi 6 juta KPM dan realisasi penyaluran 103,8 persen dan tahun lalu yakni 2018 terdapat 10 juta KPM dengan realisasi penyaluran 100.023 persen.

(Angkasa Yudhistira)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya