JAKARTA – Pada Sabtu 2 Maret 2019 pagi, Gunung Merapi mengalami tujuh kali awan panas guguran. Kejadian ini tepatnya berlangsung pada pukul 04.51, 04.54, 05.03, 05.07, 05.10, 05.33, dan 05.40 WIB dengan jarak luncur maksimum 2 kilometer.
Data dari BPPTKG Yogyakarya menyatakan awan panas guguran dan guguran lava berpotensi menimbulkan hujan abu, sehingga warga Merapi diharap tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa serta selalu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanis. BPPTKG menyebutkan status Gunung Merapi Waspada atau Level 2.
"Sedangkan untuk rincian laporan kegempaan awan panas guguran sebanyak tujuh dengan amplitude 52–69 mm dan durasi 56–190 detik. Gempa guguran jumlah 21 kali, gempa embusan 14 kali, gempa vulkanik dangkal 1 kali," kata pihak BPBD Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dalam keterangannya, Sabtu (2/3/2019).
(Baca juga: Aktivitas Vulkanis Merapi Meningkat, Kawanan Monyet Turun Gunung)
Petugas pun menghimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan karena luncuran awan panas tadi malam memungkinkan terjadinya hujan abu di lereng Merapi. Berdasarkan pantauan BPBD Kabupaten Klaten, akibat erupsi Merapi ini tiga desa di Klaten mengalami hujan abu tipis. Masing-masing di wilayah Desa Sidorejo bagian utara, Desa Balerante bagian utara, dan Talun. Meski demikian, aktivitas warga tetap normal seperti biasa.
Telah terjadi 7 kali awanpanas guguran di Gunung Merapi pada 2/3/2019 pukul 4:51, 4:54, 5:03, 5:07, 5:10, 5.33, dan 5.40 WIB dengan jarak luncur maksimum 2 km. Status Waspada (level 2). Daerah berbahaya di dalam radius 3 km dari puncak. Di luar itu aman. Belum perlu mengungsi. pic.twitter.com/jtKHOrMz2W
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) 2 Maret 2019