Apakah Sebaiknya Istilah 'Kafir' Tak Lagi Dipakai Oleh Komunitas Muslim?

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Senin 04 Maret 2019 07:24 WIB
Ilustrasi (Okezone)
Share :

Pendapat itu salah satunya dikatakan Novel Bamukmin, pentolan FPI yang juga aktif di Persaudaraan Alumni (PA) 212.

"Dalam istilah kafir tidak ada kekerasan teologi seperti yang mereka sampaikan. Kafir itu perkataan yang lembut."

"Kita sudah diikat Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila. Itu sudah cukup untuk mengikat toleransi," klaim Novel.

Namun NU menilai pernyataan tersebut tak tepat. Menurut Rumadi, imbauan soal istilah kafir muncul setelah para ulama NU mendalami kitab fiqih.

"Dalam konteks teologi, ini tidak bisa diapa-apakan karena Alquran juga menyebut kafir."

"Tapi Indonesia bukan negara Islam, penyebutan kafir perlu dihindari. Ini strategi dakwah: melihat non-Muslim tanpa kebencian dan setara," ujar Rumadi.

Politis?

Di luar perdebatan itu, Novel juga menuduh imbauan terkait terminologi kafir sebagai siasat NU menjaring simpati pemegang hak pilih dalam pemilu 2019.

Pimpinan NU belakangan dekat Joko Widodo, presiden sekaligus petahana dalam ajang pilpres April mendatang. Sebaliknya, FPI merupakan penyokong Prabowo Subianto, kompetitor Jokowi.

"Ini politik menjual ayat untuk meraih simpati orang-orang minoritas," tuding Novel.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya