ACEH - Badan Metreologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan, pada masa peralihan musim, baik musim kemarau ke musim hujan atau pun sebaliknya dapat berpotensi terjadinya hujan es, sebagaimana yang terjadi di Tangse Kabupaten Pidie, Selasa 5 Maret 2019 sore.
“Fenomena hujan es memang sering terjadi di Indonesia, apalagi di waktu masa transisi/peralihan musim baik dari musim kemarau ke musim hujan atau pun dari musim hujan ke musim kemarau,” ujar Arijuddin, prakirawan BMKG, Stasiun Malikussaleh, Aceh seperti dikutip dari Antaranews.com.
Ia menambahkan, terjadinya hujan es tersebut dikarenakan suhu dalam awan sangat dingin sehingga terjadi gumpalan es dan tidak sempat mencair saat turun ke bawah. Akibatnya terjadi fenomena hujan es sebagaimana yang terjadi di Tangse Pidie.
Ia melanjutkan, berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi fenomena serupa di tempat lain, biasanya satu hari sebelum turun hujan es, udara dari pagi hingga malam hari terasa panas, sehingga menyebabkan terjadinya pembentukan awan konvektif yang menggumpal dan awan tersebut terbentuk secara berlapis lapis. Awan inilah asal terjadinya hujan es turun, ujarnya.
(Baca Juga: Hujan Es dan Puting Beliung Terjang Pidie Aceh, Rumah Porak-poranda)