"Jadi ada duiker (gorong-gorong) yang patah di bawah permukaan jalan ini, materialnya terbuat dari beton. Jadi saat patah, air di bawahnya naik ke atas, sehingga menggerus material tanah pijakan penyangganya," kata Ilham Febriansyah, Staf UPT Pengelolaan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Banten kepada Okezone, Rabu (13/3/2019).
Dilanjutkan dia, gorong-gorong aliran air itu telah ada sejak puluhan tahun, jauh sebelum proses pembetonan Jalan Raya Puspiptek. Hingga kini, menurut Ilham, tim tengah memerbaiki duiker yang patah lalu membetonnya kembali agar jalan bisa digunakan sesegera mungkin.
"Kalau sampai finishing, bisa sampai sepekan (7 hari) ke depan sudah selesai. Karena kan kita perbaiki dulu di bagian dasar, baru kita tutup dan dicor beton," ucapnya.
(Qur'anul Hidayat)