Presiden Kazakhstan Mendadak Mengundurkan Diri Setelah Berkuasa Hampir Tiga Dekade

Rahman Asmardika, Jurnalis
Rabu 20 Maret 2019 11:40 WIB
Presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev. (Foto: Reuters)
Share :

ASTANA – Presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev pada Selasa mengejutkan warganya saat secara mendadak mengumumkan pengunduran diri setelah hampir tiga dekade berkuasa di negara Asia Tengah itu.

Pria berusia 78 tahun itu memerintah Kazakhstan sejak sebelum runtuhnya Uni Soviet dan sejauh ini tidak meninggalkan penerus yang jelas.

Meski mengundurkan diri, Nazarbayev akan tetap memiliki kewenangan yang cukup besar karena status konstitusionalnya sebagai “Pemimpin Bangsa” dan jabatan seumur hidupnya sebagai Kepala Dewan Keamanan Kazakhstan.

"Saya telah membuat keputusan sulit - untuk mengundurkan diri sebagai presiden Republik Kazakhstan," kata Nazarbayev dalam pidato yang disiarkan di televisi.

"Saya melihat tugas masa depan saya adalah memastikan datangnya kekuasaan pemimpin generasi baru yang akan melanjutkan transformasi yang sedang dilakukan di negara ini."

Dia mengatakan, Ketua Senat Kazakh, Kassym-Jomart Tokayev yang berusia 65 tahun, akan mengambil alih kepemimpinan sepanjang sisa mandatnya. Pemilihan presiden dijadwalkan digelar pada Maret tahun depan.

Selain posisi di negaranya, Nazarbayev akan tetap menjadi pimpinan Partai Nur Otan yang berkuasa.

"Saya tetap bersama Anda, kebutuhan negara dan rakyat akan tetap menjadi perhatian saya," katanya sebagaimana dikutip AFP, Rabu (20/3/2019).

Nazarbayev mulai menjabat pada tahun 1990 dan setelah kematian Presiden Uzbekistan Islam Karimov pada 2016, dia menjadi pemimpin regional terakhir yang berkuasa sejak sebelum keruntuhan USSR pada 1991.

Sebelum mengumumkan pengunduran dirinya, Nazarbayev telah berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin yang merupakan sekutu lamanya. Keduanya setuju untuk tetap menjalin kontak secara rutin setelah pengunduran diri Nazerbayev.

Selain Putin, Nazerbayev juga telah berbicara dengan pemimpin negara-negara eks Uni Soviet lainnya.

Lahir sebagai putra seorang gembala, Nazarbayev belajar sebagai insinyur sebelum dipromosikan melalui berbagai jabatan sampai memimpin Partai Komunis Kazakh dan kemudian negaranya 1989. Dia dipilih untuk menjabat sebagai presiden pada pecahnya Uni Soviet pada 1991.

Meski mendapat kritik dari Barat karena dianggap sebagai seorang diktator, Nazarbayev dinilai sukses menggunakan potensi sumber daya energi dan lokasi strategis negaranya untuk mendapatkan pengaruh dan meningkatkan perekonomian Kazakhstan pasca keruntuhan Uni Soviet.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya