Tapi, merebut simpati komunitas Venezuela, bukan satu-satunya pertimbangan pemerintah AS melakukan tindakan.
Krisis kemanusiaan Venezuela punya dampak terhadap AS dan negara-negara Amerika Latin dalam wujud peningkatan arus migran.
Jadi, kebijakan luar negeri juga berkontribusi?
Rouvinski meyakini Moskow berusaha melibatkan Washington dalam "permainannya sendiri".
"Bagi elite-elite Rusia, berbagai masalah yang Moskow hadapi dengan negara-negara tetangga, seperti Ukraina, Georgia, dan bekas republik Soviet lainnya adalah hasil pengaruh Amerika."
Pemerintah Rusia berulang kali mengkritik Washington yang "ikut campur di Ukraina" dan mengerahkan pasukan ke wilayah Balkan sebagai bagian dari kontingen NATO.
Rouvinski menilai, Rusia mencoba menebar pengaruh di negara-negara "halaman belakang Amerika", yakni Amerika Latin dan Karibia.
"Pemerintah Rusia berpikir bahwa jika mereka bisa menebar pengaruh di negara-negara ini, terutama Venezuela dan Kuba, mereka bisa menekan Washington untuk mengubah kebijakan terhadap negara-negara tetangga Rusia."
Menurut Dobbins, Washington selama berpuluh tahun memandang kehadiran Rusia di kawasan Amerika Latin sebagai ancaman.
"AS tidak bisa memperbolehkan sebuah negara di luar Barat memainkan permainan ini di kawasan ini. Jadi negara-negara yang mendukung Rusia secara terbuka selalu dipandang dengan kecurigaan oleh Gedung Putih."
Bagaimana dengan Maduro?
"Jika dia (Maduro) tetap berkuasa, Rusia akan memperlihatkan mereka bisa mempertahankan pemerintahan, seperti yang mereka lakukan d Suriah," kata Dobbins.
"Jika Maduro hengkang, AS akan menyatakan mereka dapat menggulingkan pemerintahan, dan itu akan dipandang sebagai potensi bahaya bagi Rusia," katanya.
(Fakhri Rezy)