JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mendapatkan kehormatan menjadi pembicara utama dalam forum internasional PBB, Second Multi-Hazard Early Warning Conference (MHEWC-II),di Jenewa Swiss.
Dwikorita mengajak pemerintah di seluruh dunia untuk memperkuat sistem peringatan dini multi-bencana yang dimiliki di setiap masing-masing negara, melalui penerapan sistem yang terintegrasi antar-lembaga atau pun antar-pihak-pihak terkait, dengan dukungan inovasi teknologi yang tanpa mengabaikan kekuatan dan kearifan lokal.
Untuk menguatkan dan menjaga efektivitas peringatan dini multi-bencana ini perlu adanya peraturan/regulasi yg mengatur koordinasi, harmonisasi dan sinergi peran, serta data integrasi antar lembaga ataupun antar-para pihak terkait dalam sistem integrasi peringatan dini tersebut.
“Indonesia belajar dari kejadian gempabumi dan tsunami di Palu dan Selat Sunda, kejadian ini menunjukkan bahwa wilayah Indonesia memiliki karakteristik kegempaan baru yang jarang terjadi,” ujar Dwikorita dalam siaran persnya, Kamis (16/5/2019).
(Baca Juga: JK Tegaskan Indonesia Komitmen Tingkatkan Kerja Sama Penanggulangan Bencana)
Tidak hanya itu, lanjut Dwikorita, Indonesia pun memiliki karakteristik cuaca dan iklim yang unik. Tentunya, kata dia, ini menjadi sebuah tantangan khususnya bagi pemerintah Indonesia, mengingat Indonesia berada di dalam lingkaran Cincin Api Pasifik yang terbentuk oleh gerak lempeng tektonik aktif.