(Baca juga: Polisi Selisik Komunikasi Pelaku Bom Bunuh Diri Pospam Kertasuro dengan ISIS)
Pengajar Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang ini juga menilai pelaku belum sepenuhnya siap melakukan amaliyah. Bahkan, dalam kondisi panik itulah pelaku meledakkan bom yang disimpan dalam tas di pinggangnya.
"Nah dalam kepanikan itu kemudian praduga saya adalah dia meledakkan diri. Kalau prediksi saya karena dikejar tukang ojek. Jadi posisinya tidak tenang, kemudian dia meledakkan (diri)," sambungnya.
"Jadi kemungkinan hasil tidak maksimal itu karena (panik) itu, lepas dari analisis teknis tentang bom. Tapi saya lihat dari sisi kepanikan. Orang panik itu mengerjakan sesuatu tidak maksimal dan tidak paripurna," pungkas dia.
(Awaludin)