Padahal, PPP saat itu mendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono yang kemudian keluar sebagai pemenang.
Saat PPP dilanda perpecahan usai Pilpres 2014 yang mengakibatkan kepengurusan partai terbelah dua; kubu Djan Faridz dan kubu Romahurmuziy alias Romi, Habil Marati berpihak ke satu di antara dua. Dia menjadi Wakil Ketua Umum PPP kubu Djan Faridz.
Tapi, di Pilkada DKI Jakarta 2017, ketika PPP mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat, Habil Marati malah mensuport Agus Harimurti Yudhoyono-Sylvia Murni.
Dia kemudian membentuk Majelis Penyelamat Partai Persatuan Pembangunan (MP-PPP) bersama kolega separtainya seperti Anwar Sanusi, Sukri Fadholi, Usamah Hisyam dan Abraham Lunggana alias Lulung.
(Baca juga: PPP Persilakan Polisi Proses Kadernya yang Diduga Danai Rencana Pembunuhan 4 Pejabat Negara)
Habil Marati sempat diangkat jadi Manajer Timnas Indonesia selama empat bulan, sebelum diberhentukan pada 5 Desember 2012 pasca-gagalnya skuad Garuda di Piala AAF 2012.
Habil Marati juga pernah menjadi pemegang saham dan direktur PT Batavindo Kridanusa, serta memimpin perusahaan seperti PT Makassar Perrosal Global, PT Galaxy Pasific Evalindo, PT Satomer Asri Fiberindo dan PT Industry Kakao Utama.
(Salman Mardira)