Sempat Terpuruk, Kini Permintaan terhadap Komoditas Vanili "Emas Hijau" Meningkat

, Jurnalis
Kamis 13 Juni 2019 12:19 WIB
Foto: dok.Kementan
Share :

BOGOR - Komoditas vanili pernah menjadi bagian penting ekonomi di nusantara dan membawa nama Indonesia sebagai produsen nomor wahid di dunia. Namun pada 2005 sampai dengan 2016, masa keemasan vanili mulai luntur dan akhirnya terpuruk. Rendahnya mutu telah mencemar nama besar vanili Indonesia.

Namun sekarang, petani harus siap-siap menyambut kebangkitan tanaman ini. Pasalnya, beberapa negara penghasil utama vanili seperti Madagaskar dan Tahiti sedang mengalami penurunan produksi.

Tren meningkatnya permintaan bibit vanili ini dirasakan Wawan Lukman, Kepala Kebun Percobaan Sukamulya, Kecamatan Cikembar, Sukabumi, Jawa Barat. “Dulu tanaman vanili ini dikenal sebagai emas hijau, namun karena ulah petani dan pedagang, kualitas vanili Indonesia merosot tajam. Akibatnya permintaan vanili Indonesia semakin turun,” ujarnya.

Modus tersebut antara lainnya adalah petani yang memasukkan paku, mercuri ke dalam vanili sehingga berat hingga petani yang memanen vanili belum tepat waktunya.

“Vanili yang berkualitas itu bila dilakukan panen saat usia 8-9 bulan, sehingga kadar vanilinya bisa lebih dari 2 persen. Namun banyak petani yang panen pada usia 4-5 bulan, sehingga kadar vanilinya tidak mencapai angka tersebut. Hal itu dilakukan petani karena takut vanili dicuri orang," ungkap Wawan.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya