TEXAS — Para ilmuwan asal Amerika Serikat memperkirakan keberadaan suatu daerah di Teluk Meksiko yang dikenal sebagai "zona mati" dalam beberapa bulan lagi luasnya dapat mencetak rekor sejarah. Kawasan di mana kadar oksigen diketahui rendah atau bahkan tidak ada sama sekali itu diperkirakan akan meningkat hingga mencapai hampir 20.300 kilometer persegi.
Zona mati diyakini terbentuk karena polusi nutrisi akibat kegiatan manusia dan dapat membunuh ikan serta kehidupan laut lainnya. Hal ini mengkhawatirkan, terutama bagi orang-orang yang mencari nafkah di perairan di Teluk Meksiko.
Baca juga: Salju Setebal 1,5 Meter Selimuti Kota Guadalajara di Meksiko, Sejumlah Kendaraan Terperangkap
Bagi Tuan Tran, berada di zona mati di Teluk Meksiko ini bukan soal mencari nafkah, tetapi sebuah petualangan.
"Saya selalu berhasrat untuk menangkap udang. Saya selalu mencintai teluk ini. Sebagian alasan yang membuat saya melakukan hal ini karena saya merasa inilah tempat bagi saya," ujarnya, sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (9/7/2019).
Keluarga Tran memancing di Vietnam sebelum datang ke Port Arthur di Texas, pasca-jatuhnya Saigon. Tran sudah memancing sejak masih kanak-kanak dan mengatakan adanya perkiraan bahwa luas kawasan zona mati di Teluk Meksiko akan mendekati rekor. Ini merupakan hal yang meresahkan.
"Kabar ini tidak bagus," lanjut Tran.
Baca juga: Presiden Meksiko Akan Sediakan 40.000 Pekerjaan bagi Migran
Zona mati adalah suatu kawasan di laut. Di sana hanya ada sedikit atau tidak ada sama sekali oksigen. Fenomena ini mengancam kehidupan laut, termasuk tiram yang tidak dapat bergerak keluar dari zona tersebut dan udang yang bergerak ke daerah-daerah yang memiliki oksigen.
Melalui "ramalan" suram itu, Tran kini mengandalkan keyakinannya untuk tetap berharap.
"Kita hanya bisa melakukan hal ini dan meminta restu-Nya. Ia yang akan menentukan kelak. Jika saya khawatir seperti Trey tentang JBS ini, saya tidak dapat tidur," imbuhnya.
Trey Pearson, sang pengelola bisnis pemrosesan udang yang disebut 'JBS Packing' di Port Arthur, Texas, mengatakan, "Saya sangat prihatin tentang apa yang sebenarnya akan terjadi dan seberapa buruk hal itu. Kami memahami bahwa hal ini akan menjadi sangat besar tahun ini."