Belajar dari Mendi Wonda, Anak Gunung di Papua Menggapai Mimpi hingga Pulau Jawa

Edy Siswanto, Jurnalis
Jum'at 26 Juli 2019 13:58 WIB
Mendi Wonda berangkat sekolah menggunakan sepeda di Bantul (Foto: Ist)
Share :

JAYAPURA - Mendi Wonda, anak asli Distrik Tinggi Nambut Kabupaten Puncak Jaya kelahiran Puncak Jaya 22 Maret 2002 ini kini telah masuk di jenjang SMA di sekolah Stella Duce 3 Yogjakarta.

Mendi begitu dipanggil, adalah anak dari seorang pendeta sekaligus kepala suku Dani di wilayah Kabupaten Puncak Jaya. Pendeta Mekius Wonda, dan mama Elipina Tabung adalah orangtuanya.

Untuk bisa bersekolah di Yogjakarta, bukan hal serta merta terjadi, namun melalui kisah menyentuh yang juga dipercaya atas campur tangan Tuhan.

Selepas pulang sekolah, sekitar pukul 15.30 WIB, tepatnya Kamis 24 Juli sore kemarin, Mendi menceritakan kisahnya kepada Okezone. Bermula kala 1 Desember 2014 silam. Mendi kecil saat itu masih bersekolah SD di Mulia. Mendi mengaku tinggal bersama seorang anggota Polisi ajudan Kapolres Puncak Jaya, AKBP Marcelis.

Saat itu Mendi, selepas turun dari hutan, dikatakan saat hari libur. Mendi bertemu dengan Direktur Intel Polda Papua, Kombes Polisi Yakobus Marjuki, yang kini telah menjabat Wakapolda Papua, dengan pangkat Bintang satu atau Brigjen Polisi. Melihat bapak Yakobus, yang dikatakan akan naik ke Distrik Tinggi Nambut, Mendi kemudian memperingatkannya untuk tidak melanjutkan perjalanannya.

Pasalnya kata Mendi, Di Tinggi Nambut kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) tengah bersiap melakukan upacara bendera 1 Desember dan melakukan penembakan kepada aparat.

"Saya kan pagi-pagi masuk hutan, itu pulang sekitar jam 2 siang, saya melihat ada KKSB yang bilangnya mau lakukan penembakan kepada Polisi. Jadi itu yang saya kasih tau ke bapak Marjuki," kata Mendi.

Baca Juga: Baku Tembak dengan KKSB di Papua: Kalau Perang Terus, Korban Berjatuhan

Atas informasi yang disampaikan itu, Mendi mengaku bapak Marjuki dan rombongan membatalkan rencananya ke Tinggi Nambut, lalu mengajaknya ke rumah dinas Bupati Kabupaten Puncak Jaya yang dijadikan tempat menginap Bapak Marjuki. Sementara Bupati Henock Ibo kala itu, memilih tinggal di rumahya sendiri di Guest House.

Dirinya tidak menyangka, atas apa yang dilakukannya itu dengan menyampaikan akan adanya penembakan kepada Bapak Marjuki dan rombongannya jika ke Tinggi Nambut, menjadi awal dirinya meraih asa menggapai cita-citanya.

Bapak Marjuki begitu dia menyapa, menawarinya untuk bersekolah di Yogyakarta, tempat mantan Direktur Intel ini berdomisili.

Atas tawaran itu, dirinya mengaku bingung bercampur senang. Bingung lantaran dia tidak mengetahui di mana Yogyakarta yang dimaksud bapak Marjuki, sementara yang diketahuinya hanya ibu Kota Jakarta.

Atas ajakan itu, dirinya menyampaikan ke orangtuanya, Mendi mengaku kedua orang tuanya sempat tidak mengizinkannya untuk bersekolah keluar daerah, terlebih di Yogyakarta. Namun kata dia, berkat penjelasan sang kaka yang menjadi Praja di IPDN, membuat orangtua akhirnya mengizinkannya sekolah ke Yogyakarta ikut ajakan Wakapolda Papua itu.

"Orangtua saya akhirnya kasih izin saya ikut bapak Marjuki. Saya ingat dibuat pernyataan untuk melepas saya itu. Itu ditandatangani bapak Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya," ungkapnya.

Beberapa hari kemudian, dirinya terbang ke Jayapura menggunakan pesawat Susi Air. Diakui Mendi, dirinya sendirian terbang kala itu. Namun tekad bulat untuk bersekolah demi kehidupan yang lebih baik membuat dia berkuat hati untuk berangkat.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya