Belajar dari Mendi Wonda, Anak Gunung di Papua Menggapai Mimpi hingga Pulau Jawa

Edy Siswanto, Jurnalis
Jum'at 26 Juli 2019 13:58 WIB
Mendi Wonda berangkat sekolah menggunakan sepeda di Bantul (Foto: Ist)
Share :

Sesampainya di Jayapura, dia dijemput ibu Marjuki. Kaget bercampur bingung dan takut, karena dirinya dijemput dengan pengawalan polisi.

"Ada mobil yang wiu wiu (sirine), itu saya kaget, saya fikir saya mau ditangkap dan dipenjara, saya bilang jangan penjarakan saya. Tapi kemudian ada ibu-ibu yang sangat cantik sekali, itu ternyata ibu Marjuki yang menjemput saya. Lalu saya dibawa keliling dan makan sate, di situ saya makan banyak sekali. Sate di Jayapura murah, kalau di Mulia mahal, 50 ribu satu porsi," katanya.

Waktu berlalu, hingga tibalah dia berangkat ke Yogyakarta. Mendi kemudian didaftarkan bersekolah di sekolah sekitar kediaman Wakapolda, di Bantul. Pertama Mendi sekolah di SMP Kanisius Ganjuran. Kemudian melanjutkan di sekolah Stella Duce 3, hingga jenjang SMA saat ini.

Atas fisik yang cukup baik, dan hobinya bermain sepak bola, Mendi kemudian diajak membuat tim sepakbola di Kampung tempatnya tinggalnya. Club Sam Sumber Agung, adalah club awal yang membawanya hingga kini dia diterima masuk Club Persiba Bantul U-17.

"Jadi dari tim itu, kita lawan Persiba U16, dan kita memang 2-0. Lalu mereka yang saat itu sementara mencari pemain, mereka tawari saya bergabung ke Persiba," katanya.

Perjalanan persepakbolaan sang anak Dani ini terus bergulir mulus. Di Persiba dirinya terus menjadi sorotan atas kepiawaiannya menggojek si kulit bundar. Bahkan sekarang tak hanya U-16 lagi, namun Mendi telah lolos seleksi ke U-17, dan saat ini intens latihan memperkuat Persiba Bantul.

Mendi sejatinya bercita-cita menjadi Taruna Akademi Kepolisian (Akpol). Keinginannya itu, muncul setelah memiliki pengalaman hidup bersama para anggota Kepolisian, baik sejak di Mulia maupun bersama Wakapolda Papua.

"Saya sekarang tinggi sudah 172, saya rajin olah raga, angkat badan, lari dan lainnya. Ini juga pesan bapak Yakobus Marjuki kepada saya, agar saya giat latihan dan olahraga. Saya juga tidak minum alkohol, jadi saya fokus belajar dan olahraga. Saya tidak akan kecewakan bapak Yakobus Marjuki dan ibu, serta kedua orangtua saya di kampung. Saya ingin masuk Akpol," ucapnya.

Mendi mengaku di SMA Stella Douz 3 saat kenaikan kelas, dirinya mampu memperoleh rangking 8. Diakuinya, rangking itu sangat tidak disangkanya, pasalnya biasa hanya mampu pada urutan 15 keatas, bahkan di jenjang sebelumnya, meraih peringkat sangat sulit dicapainya.

"Saya tidak sangka, kalau saya bisa dapat rangking 8. Memang kemarin saya giat belajar, ditambah ikut les," katanya.

Mendi terus menunjukkan prestasi, tak hanya dibidang sepakbola, dirinya juga lolos seleksi tim Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Kabupaten Bantul Jogjakarta. Seleksi ketat yang diadakan awal Juni lalu di Stadion Sultan Agung Bantul itu, mampu dilaluinya dengan baik, hingga berhasil lolos seleksi. Dari 5 (lima) orang siswa perwakilan SMA Stella Duce 3 , hanya dua siswa yang lolos.

"Saya terpilih kaka, saya lima orang saat seleksi, dan yang lolos, hanya saya dan adik kelas perempuan," ucapnya bangga.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya