NEW YORK – Rusia dan China telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk melakukan pertemuan pada Kamis terkait "Pernyataan oleh pejabat Amerika Serikat (AS) tentang rencana Washington untuk mengembangkan dan mengerahkan rudal jarak menengah".
Moskow dan Beijing ingin mengumpulkan 15 anggota Dewan Keamanan di bawah agenda "ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional". Reuters, Kamis (22/8/2019) menagatakan bahwa kedua negara itu juga telah meminta agar Kepala Urusan Pelucutan Senjata, Izumi Nakamitsu memberi pengarahan singkat kepada Dewan Keamanan.
BACA JUGA: Rusia dan China Sebut Uji Coba Rudal AS Bisa Picu Ketegangan Militer
Pada Senin, Pentagon mengatakan bahwa mereka telah melakukan uji coba rudal jelajah konvensional yang dapat menghantam sasaran setelah meluncur sejauh lebih dari 500 kilometer. Ini merupakan uji coba rudal jelajah pertama AS sejak menarik diri dari perjanjian senjata nuklir jarak menengah (Intermediate-Range Nuclear Forces/INF) yang disepakati dengan Rusia pada masa Perang Dingin.
Dalam wawancara dengan Fox News Channel, Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengindikasikan bahwa uji coba senjata itu ditujukan untuk mengirimkan pesan kepada negara-negara rivalnya, terutama China akan kapabilitas rudal AS.
"Kami ingin memastikan bahwa kami, seperti yang kami butuhkan, memiliki kemampuan untuk mencegah perilaku buruk China dengan memiliki kemampuan kami sendiri untuk dapat menyerang pada jarak menengah," kata Esper.
Esper mengatakan akan mengunjungi Australia bulan ini untuk membahas mengenai penempatan rudal jarak menengah di Asia dalam waktu dekat.