MORRIS Sana dan Simon Mairowitz terpisah ketika melarikan diri dari Nazi dalam Perang Dunia II dan 75 tahun kemudian, keduanya berhasil dipersatukan kembali.
Sana dan Mairowitz berhasil melarikan diri dari holocaust (holokaus), yakni pembersihan etnis Yahudi oleh Nazi pimpinan Adolf Hitler.
"Kami hancur secara emosional," kata Carmela Ofer, putri Sana yang mengatur pertemuan orang tuanya melansir ABC News, Senin (7/10/2019).
Cerita pertemuan bermula saat Carol Ritter Elbaz, sepupu Ofer yang tinggal di Houston, menghubungi Sana pada awal September dengan mengatakan dia menemukan seorang kerabat yang tinggal di Inggris.
Sisi keluarga ini terdaftar "binasa" dalam Holocaust di Yad Vashem, peringatan resmi Israel untuk para korban Holocaust.
Baca juga: Sangkal Holocaust Pernah Terjadi, Nenek 88 Tahun Dijatuhi Hukuman Penjara
Baca juga: Presiden Filipina Sebut Hitler "Gila" dalam Upacara Mengenang Korban Holocaust di Israel
Elbaz mencari silsilah keluarganya dan memasang iklan di JewishGen, yang menarik perhatian Gemma Brown, sepupunya yang tinggal di Inggris.
Ternyata, Ofer juga telah melakukan tes DNA bertahun-tahun yang lalu, dan cocok dengan DNA Brown dan ibunya, Alison O'Callaghan, putri Mairowitz.
Kemudian Elbaz mengirimi Ofer gambar Mairowitz dan Ofer langsung tahu bahwa dia adalah kerabatnya.
"Aku langsung mengenalinya karena dia sangat mirip ayahku," kata Ofer.
Begitu mereka terhubung, Ofer dan O'Callaghan berkomunikasi menggunakan FaceTime. Keduanya mengaku telah saling mencari.
"Kami menangis, menangis, menangis dan menangis. Kami tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun," kata Ofer.
Cousins Morris Sana and Simon Mairowitz lost each other while fleeing from the Nazis in World War II. 75 years later, have finally been reunited.
"We cried and cried and cried and cried." More at @abcnews https://t.co/lGVer246Anpic.twitter.com/p1Gmtwa5DS— Auschwitz Memorial (@AuschwitzMuseum) October 3, 2019
Setelah mendengar bahwa Mairowitz dan keluarganya ditemukan, Sana sangat terkejut.
"Dia berkata, 'Tidak mungkin. Mereka terdaftar binasa dalam Holocaust!,’" kata Ofer.
Ofer dan keluarganya pergi ke Israel untuk pernikahan keluarga dan mengetahui bahwa O'Callaghan dan ayahnya juga akan berada di Israel. Keluarga memutuskan saatnya untuk bersatu kembali setelah terpisah bertahun-tahun.
Dalam video yang sekarang viral, Sana masuk dan merangkul Mairowitz setelah 75 tahun. Ofer mengatakan seluruh keluarga menangis dan banyak air mata kebahagiaan.
Sana mengatakan, dia ingat terakhir kali melihat Mairowitz di Rumania pada tahun 1943 atau 1944 ketika perang masih berlangsung.
Pada saat itu, saudara laki-laki Sana sudah dibunuh oleh Nazi. Ofer mengatakan, dia berpikir ayahnya selamat karena memiliki mata berwarna biru, warna yang sama dengan etnis Arya, ras yang diklaim Hitler sebagai nenek moyang ras Jerman.
Sana melarikan diri dengan saudara perempuan dan ibunya, melarikan diri selama hampir dua tahun.
Ofer berkata bahwa ayahnya, ibu ayahnya dan saudara perempuannya sering tidur di antara mayat pada hari itu agar tidak tertangkap. Ketiganya kebanyakan bepergian pada malam hari.
Mereka akhirnya tiba di kamp pengungsi di Italia di mana mereka tinggal selama enam bulan. Anggota keluarga dari pihak kakeknya kemudian menyelundupkan mereka ke Paris. Setelah tinggal di Paris selama beberapa tahun, mereka pindah ke Israel.
Menurut Ofer, Mairowitz melarikan diri bersama saudara perempuannya, Betty, dengan bantuan seorang kolonel Inggris. Setibanya di Inggris, Mairowitz ditempatkan di panti asuhan.
Sementara Sana memeluk agama Yahudi, Mairowitz Katolik.
Pada saat pelarian, Sana berusia 11 atau 12 tahun dan Mairowitz 10. Saat ini Sana 87 dan Mairowitz 85 tahun.
Untuk memperingati reuni mereka di Israel, keduanya pergi ke Yad Vashem untuk mengubah catatan mereka di arsip.
"Kami mengubah status mereka dari mati menjadi selamat," kata Ofer.
Pencarian seumur hidup akhirnya berakhir dengan reuni yang bahagia.
(Rachmat Fahzry)