Dalam sebuah pernyataan yang menyertai penasehat bersama dengan Badan Keamanan Nasional AS (NSA), GCHQ mengatakan ingin meningkatkan kesadaran industri tentang aktivitas tersebut dan membuat serangan lebih sulit bagi lawan-lawannya.
"Kami ingin mengirim pesan yang jelas bahwa meski pelaku [serangan] siber berusaha menutupi identitas mereka, kami berhasil mengidentifikasi mereka," kata Chichester, yang menjabat sebagai direktur operasi Badan Keamanan Siber Inggris (NCSC).
Rusia dan Iran berulang kali membantah tuduhan Barat tentang peretasan.
Para pejabat Barat menilai Rusia dan Iran sebagai dua ancaman paling berbahaya di dunia maya, bersama China dan Korea Utara.
Para pejabat intelijen mengatakan tidak ada bukti kolusi antara Turla dan kelompok peretasan Iran "APT34".
(Rachmat Fahzry)