TAPANULI UTARA – Ratusan bangkai ternak babi yang terserang virus Hog Cholera, dibuang oleh masyarakat peternak ke dalam sungai. Bangkai ternak terlihat terbawa arus sungai dan bahkan bangkai ternak ada yang nyangkut dipinggiran sungai maupun di delta dalam sungai, tepatnya di sungai Batangtoru yang merupakan muara sungai Situmandi dan sungai Aek Sigeaon yang mengalir dari tengah kota Tarutung, ibukota Kabupaten Tapanuli Utara (Taput0, Provinsi Sumatera Utara.
Godang Panggabean (64), warga yang bermukim dipinggiran sungai Batangtoru, Desa Pansurnapitu, Kecamatan Siatas Barita, Taput mengatakan, sejak bulan Oktober hingga awal November 2019, setiap harinya belasan hingga puluhan bangkai ternak babi terlihat mengambang terbawa arus sungai.
“Iya, kalau kita lihat kasat mata dan dihitung, jumlah bangkai ternak babi yang dibuang ke dalam sungai dari Oktober hingga awal November 2019 ini, jumlahnya ada ratusan ekor. Parahnya lagi, bangkai-bangkai ternak yang dibuang ke sungai, tidak seluruhnya terbawa arus sungai. Ada bangkai yang nyangkut dipinggiran sungai dan di delta sungai yang menyebabkan bau menyengat,” kata Godang Panggabean kepada Okezone, Selasa (12/11/2019).
Tindakan peternak membuang bangkai ternak ke dalam sungai, sebut Godang Panggabean, adalah tindakan yang merugikan masyarakat yang bermukim di hulu sungai. Selain dapat menyebarkan penyakit ke peternak di hulu sungai, air sungai juga masih dipakai masyarakat untuk cuci dan mandi.
Baca Juga: Perkara Babi di Sumut: Ternak Ilegal hingga Pencemaran Lingkungan
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Taput, Ir Sondang E Y Pasaribu MSi menerangkan, pasca ternak babi mati terserang virus Hog Cholera akhir September 2019 di daerah itu, pihaknya telah melakukan pengendalian penyakit dengan memberikan vaksin Hog Cholera dan ternak yang tertular sudah diobati.