Saking semangatnya tampil menjadi polisi cilik di Jaim Zora ketiga ini, Haririn menahan diri untuk tidak jajan.
"Untuk menjadi polisi cilik, Haririn harus menabung selama tiga bulan uang jajannya demi membeli pakaian polisi cilik," terang Salim.
Dengan adanya kegiatan polisi cilik di CLC Saremas ini, kata Salim, Haririn sangat semangat di semua kegiatan polisi cilik. Baik kegiatan polisi cilik dalam sekolah ataupun saat atraksi-atraksi polisi cilik lainnya di luar sekolah.
Salim menceritakan, Haririn ini anak dari Abdul Rahman dan Nurmin, warga asli Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulsel. Haririn dilahirkan di kawasan ladang Saremas Wilmar Internasional Bintulu, Sarawak, Malaysia. Tempat orangtuanya bekerja.
Sejak dilahirkan hingga saat ini, Haririn belum pernah pulang kampung halaman orangtuanya. Pelajar kelas 4 ini mengaku sudah sangat betah berada di ladang Saremas yang fasilitas pendidikan dan fasilitas ramah anaknya sangat lengkap.
"Selama sekolah di Saremas, Haririn punya banyak prestasi. Di antara prestasi terbesarnya adalah mengikuti lomba menari berpasangan Sekolah Indonesia Luar Negeri mewakili CLC Sarawak, pada Ajang Kompetisi Sains, Seni dan Olahraga (KS2O) tahun 2018. Dia menjadi pelajar terfavorit pada tahun 2019," tutur Salim.
Baca Juga: Melihat Nasib Pendidikan 12.000 Anak Indonesia di Sabah dan Sarawak