SURABAYA - Sejumlah pabrik tahu rumahan yang ada di Dusun Klagen, Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur masih menggunakan sampah plastik untuk bahan bakar. Ini dilakukan para pemilik pabrik tahu rumahan untuk menekan biaya produksi.
Mereka berdalih jika memakai kayu sebagai bahan bakar biayanya terlalu tinggi. Sehingga untung yang didapat sangat sedikit. Bahkan, bisa merugi jika dibarengi dengan harga kedelai naik. Harga sampah plastik Rp200 ribu untuk satu pikap.
Baca Juga: Waspada, Kerupuk dan Sosis Mengandung Babi Beredar di Singkawang
Sedangkan untuk kayu bakar harganya Rp400 ribu sampai Rp500 ribu. Para pemilik pabrik tahu sebenarnya sudah tahu akan berdampak polusi jika memakai bahan bakar dari limbah plastik, namun karena terbentur persoalan biaya produksi, akhirnya tetap memilih pakai sampah plastik.
"Saya memakai sampah plastik sebagai bahan bakar memasak kedelai untuk pembuatan tahu. Memakai sampah plastik lebih irit biayanya dibandingkan pakai kayu. Di samping itu mencari kayu bakar agak sulit sekarang," ujar pemilik pabrik tahu rumahan, Lucky, Selasa (19/11/2019).
Menurut Lucky, tidak hanya dirinya yang memakai sampah plastik untuk bahan bakar memasak kedelai untuk selanjutnya dijadikan tahu, namun pemilik pabrik tahu rumahan lainnya juga demikian. Dirinya memakai sampah plastik sebagai bahan bakar sudah lama.