Melihat Kesejahteraan Guru Honorer Indonesia Bergaji Rp8,6 Juta di Malaysia

Ade Putra, Jurnalis
Senin 25 November 2019 12:19 WIB
Ninik Dwi Wahyuni, Guru Honorer Asal Indonesia yang Mengajar di Community Learning Center (CLC) Rajawali di Ladang Milik Sime Darby di Bintulu, Serawak, Malaysia (foto: Okezone/Ade Putra)
Share :

Ninik bercerita, awalnya dia hanya mengikuti sang suami yang bekerja ladang di Sime Darby. Kala itu, Ninik hanya sebagai tenaga bantu di perusahaan tersebut.

"Saya membantu pihak office, bagian mengurusi file, email dan lain sebagainya," ceritanya.

Ninik memang tidak berlatar-belakang di dunia pendidikan atau guru. Tapi, sebelum menginjakkan kaki ke Jiran, dia pernah menjadi sukarelawan pengajar di salah satu sekolah di wilayah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Kala itu dia membantu mengajar PKN dan Bahasa Inggris.

"Waktu itu di sana (Kubu Raya) tidak ada tenaga ajar. Jadi kami diminta membantu. Waktu itu saya ikut keluarga di sana," kenangnya.

Baca Juga: Kisah Lulusan SD Asal Lamongan Sukses di Malaysia, Gajinya Tembus Rp169 Juta per Bulan 

Kemampuan itulah yang membuat hati Ninik terketuk untuk mengajar anak-anak Indonesia di ladang. Sejak itu juga proses belajar mengajar anak-anak Indonesia di sana sudah dimulai. Tepat pada 2005 lalu.

"Tapi itu masih di rumah-rumah, tidak di gedung sekolah," kenangnya.

Community Learning Center (CLC) Rajawali di Ladang Milik Sime Darby di Bintulu, Sarawak, Malaysia (foto: Okezone/Ade Putra) 

Melihat keseriusan Ninik dan tenaga ajar lainnya, akhirnya pihak perusahaan menawari mereka menjadi sebagai seorang guru lokal yang nanti akan mendapat semua fasilitas dan terdaftar di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kuching maupun Kemendikbud.

Ninik yang menerima tawaran itu kemudian harus mengikuti pelatihan di KJRI Kuching yang dibuka pertama kali pada tahun 2011. "Saya mendidik anak-anak bangsa di sini sejak 2005. Setelah itu, 2011 baru ikut pelatihan dan pada 2014 gedung CLC dibangun secara permanen oleh pihak perusahaan," ujarnya.

Saat ini, CLC Rajawali sudah memiliki 144 murid yang terbagi menjadi enam kelas. Selain Ninik, juga ada dua guru lainnya yang mendidik murid CLC Rajawali ini. Satu guru profesional yang dikirim oleh Kemendikbud. Beberapa lulusan CLC Rajawali juga sudah ada yang melanjutkan pendidikan di Indonesia.

Prestasi yang yang ditoreh pun cukup membanggakan. Pernah menjadi juara satu lomba cerdas cermat matematika antar seluruh CLC di Sarawak. Bahkan beberapa murid CLC Rajawali juga pernah dikirim ke Kuala Lumpur untuk mengikuti Kompetisi Sains, Seni dan Olahraga (KS2O).

Seluruh fasilitas di CLC Rajawali juga dipenuhi oleh pihak perusahaan. Bangunan CLC dibangun dengan kokoh dengan material permanen. Bahkan, terdapat AC di setiap ruang belajar.

Yang jelas, anak-anak Indonesia yang bersekolah di sana, sama sekali tidak dipungut biaya dalam proses pembelajaran. Bantuan dana BOS dan BOP dari Kemendikbud juga ada untuk pendidikan di sana. Dana BOS dan BOP pertama kali diterima sebanyak RM28 ribu.

"Alhamdulillah atas semua ini. Saya cuma sedihnya melihat anak-anak yang harus berangkat naik bus ke sekolah sejak pukul lima pagi. Karena ladang-ladang tempat orangtua mereka bekerja cukup jauh kan," tutup ibu dua anak ini.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya