4. Perluasan program iyab untuk seluruh kloter
Tahun 1440H, maskapai Saudi menerapkan Program Iyab untuk sebagian kloter jamaah haji Indonesia. Melalui program ini, ketika akan meninggalkan bandara Jeddah atau Madinah ke Tanah Air, jamaah tidak melakukan proses keimigrasian seperti perekaman biometrik, sidik jari, dan lainnya. Setibanya di bandara, jamaah bisa langsung masuk pesawat.
Program ini dinilai baik dan meningkatkan kenyamanan jamaah pada fase kepulangan. “Kami meminta program ini bisa diterapkan untuk semua kloter baik, yang dipulangkan dengan Saudi Airlines maupun Garuda Indonesia,” tutur Sri Ilham.
5. Penempatan jamaah di Armina berdasarkan zonasi di Makkah
Sejak 2019, Indonesia menerapkan sistem zonasi dalam penempatan jamaah haji di Makkah. Penempatan dengan sistem zonasi ini juga diberlakukan di Arafah dan Mina. “Kami minta agar hal sama diberlakukan untuk musim haji tahun ini,” ucap Sri Ilham.
6. Transportasi jamaah di Mina
Setiap tahun, selalu saja ada jamaah haji Indonesia yang menempati kawasan perluasan Mina dengan jarak lebih 8 km dari jamarat. Jarak yang jauh ini membuat jamaah kelelahan. “Kami usul agar disediakan layanan transportasi pergi pulang dari kawasan perluasan Mina ke Jamarat,” tuturnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)