Pondok Gede Permai Terendam Banjir 5 Meter, Menkes Salurkan Obat-obatan

Wijayakusuma, Jurnalis
Kamis 02 Januari 2020 19:05 WIB
Menkes Terawan salurkan obat-obatan ke warga Pondok Gede Permai (Foto : Okezone.com/Wijaya)
Share :

BEKASI - Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, mengunjungi korban banjir di Perum Pondok Gede Permai (PGP), Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, lokasi banjir terparah yang sempat terendam hingga 5 meter.

Selain memberikan bantuan logistik, kunjungan sang Menteri demi memastikan persediaan obat-obatan dan bahan makanan cukup untuk warga terdampak yang berada di gudang logistik milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang dijadikan tempat pengungsian sementara.

"Saya kira itu yang perlu kita waspadai penyakit yang kemungkinan akan terjadi di kemudian hari. Karena itu obat-obatan harus dari sekarang sudah kita siapkan untuk antisipasi," kata Terawan di lokasi, Kamis (2/1/2020).

Menurutnya, warga terdampak banjir rentan terkena penyakit, khususnya balita dan anak-anak. Hal ini dikarenakan paparan air banjir yang terlalu lama menggenangi permukiman mereka.

"Pasti problemnya sama lah, bangkai binatang, tikus terutama, kemudian kebersihan. Otomatis saya kan harus mewaspadai 3 hari ke depan, yaitu mungkin sakit pes, ya kita harapkan tidak ada. Tapi paling enggak kita bisa mengantisipasi penyakit-penyakit yang kemungkinan akan terjadi, dengan kondisi higienitasi yang bermasalah," jelasnya.

Terawan juga mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam penanganan banjir di Perumahan tersebut.

"Semua komponen masyarakat, sipil, militer, sukarelawan, pemerintah, semua bahu-membahu menolong. Jumlah bantuan yang penting mencukupi. Ibu-ibu hamil bisa mendapat asupan gizinya, untuk anak kecil bisa mendapat makanan tambahan, yang penting cukup sehingga tidak mudah sakit," tuturnya.

Sementara Ketua DPRD Kota Bekasi, Choiruman J Putro yang juga berada di lokasi mengatakan dari sekitar 1.500 KK di 3 RW yang terdampak, hanya sekira 200 KK yang berada di pengungsian. Hal ini dikarenakan stigma warga yang sudah terbiasa dengan banjir tahunan, sehingga mereka memilih untuk tetap bertahan di rumahnya masing-masing.

"Karena warga sudah terbiasa banjir, jadinya beranggapan aman-aman saja. Ternyata ini melampaui, karena di lantai dua saja sudah sepinggang. Akhirnya mereka baru minta dievakuasi. Sementara malam kemarin itu kan sudah mati listrik dan sebagainya. Ini kan juga kendala ya," jelas Choiruman.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya