BEKASI - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, wacana relokasi Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat sulit terealisasi.
Pasalnya, kata pria yang disapa Pepen itu, banyak warga Perumahan PGP ogah untuk direlokasi. "Kemarin saya seharian hingga malam di PGP, mereka sudah tahu yang saya sampaikan," kata Pepen di Bekasi, Rabu (15/1/2020).
Ketika berdiskusi dengan warga PGP, kata dia, sebanyak 75 persen warga PGP menolak. Ketika berdialog warga antusias dan seolah tidak terjadi apa-apa.
"Mereka (warga) enjoy kok ngobrol biasa seolah enggak terjadi apa-apa," ujar Pepen.
Selain itu, kata dia, proses relokasi ini memakan waktu yang sangat panjang. Apalagi, pembiayaan itu memakai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) bukan memakai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Bekasi Kota Bekasi.
"Prosesnya itu pasti panjang dari pusat APBN. Apalagi di tiga RW tentunya panjang," kata dia.
Karena itu, perbaikan tanggul dan normalisasi sungai Bekasi, Cikeas dan Cilengsi merupakan jalan terbaik untuk ditempuh. "Tendon kan lagi dibangun di Cileungsi sudah 50 persen, pak menteri PUPR bilang kalau ditangkap di sana juga di sini direvitalisasi (Kali Bekasi) rasanya 50 atau 100 tahun aman," kata dia.
Baca Juga: Relokasi Warga Pondok Gede Permai Bekasi Tunggu Putusan Pemerintah Pusat
Sementara mengenai Kali Bekasi, sudah berpuluh-puluh tahun tidak dilakukan normalisasi, sehingga harus dinormalisasi. Terlebih, setiap banjir kiriman maka air membawa lumpur sehingga membuat sungai dangkal.
"Kali Bekasi yang saya tahu dikuras tahun 1975-1976. Sampai saat ini enggak pernah dikurasi lagi. Kedalaman paling sekarang 2 meter kalau dulu kan bisa 10 sampai 12 meter," kata dia.
(Khafid Mardiyansyah)