WUHAN – Korban meninggal akibat virus misterius menyerupai pneumonia yang mewabah Wuhan, China menjadi dua orang, yang merupakan warga kota tersebut.
Sementara itu, Jepang juga telah mengonfirmasi sesorang pria terkena virus setelah kembali dari Wuhan.
Penyakit misterius itu telah diidentifikasi sebagai coronavirus, yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga Sars yang mematikan. Sars adalah sindrom pernafasan akut yang parah, dan menewaskan lebih dari 700 orang di seluruh dunia pada 2002-2003 setelah menyebar dari China.
Secara total, Sars menginfeksi lebih dari 8.000 orang di 26 negara. China telah bebas dari Sars sejak Mei 2004.
Menurut keterangan pihak berwenang yang dilansir BBC, Jumat (17/1/2020) Coronavirus telah menginfeksi puluhan orang, yang dikaitkan dengan pekerja dan pengunjung pasa ikan di Wuhan sejak akhir 2019. Pasar itu kemudian ditutup pada 1 Januari 2020 oleh pihak berwenang setempat.
Baca juga: Jepang Konfirmasi Seorang Pria Terjangkit Virus Misterius Pneumonia Wuhan China
Baca juga: Virus Misterius Pneumonia Mewabah, WNI di Hong Kong Diimbau Hindari Pasar Unggas
Hingga saat ini sudah 44 orang di Wuhan dinyatakan positif Coronavirus. Laporan yang tidak bisa dikonfirmasi di media sosial mengatakan korban terakhir akibat Coronavirus berusia 69 tahun.
Bandara Internasional Wuhan telah memasang sensor suhu elektronik di semua terminal. Sensor tersebut mampu merekam suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius.
Jika suhu penumpang terpantau melebihi batas yang ditetapkan, otoritas bandara akan mengkarantina penumpang tersebut.
Sebelumnya pada 3 Desember Komisi Kesehatan Wuhan mengatakan sedang melakukan penyelidikan atas kasus wabah pneumonia atau radang paru misterius yang menginfeksi puluhan orang di pusat kota Wuhan.
Dalam sebuah pernyataan di situs Komisi Kesehatan Wuhan, bahwa penyakit yang diidentifikasi disebabkan oleh coronavirus itu tidak menular dari manusia ke manusia. Namun ternyata virus tersebut menyebar dari beberapa orang yang terinfeksi virus, yang merupakan pekerja di pasar makanan laut di kota Wuhan.
(Rachmat Fahzry)