Menurutnya, sosiologi masyarakat yang sangat berbeda justru terlihat di kawasan pantura Jawa Tengah. Di tempat tersebut, masyarakat dinilai memiliki pemahaman agama yang ditanamkan sejak dini, sehingga tak mudah dipengaruhi oleh paham baru.
“Kalau kita lihat di daerah pantura ini boleh tidak dikatakan hampir sama sekali tidak ada (kasus radikalisme). Mungkin sosiologinya berbeda,” terang dia.
“Di daerah daerah pantura ini sejak kecil mereka sudah ngaji, punya guru. Saya lebih melihat itu dia punya guru yang tidak mudah untuk diarahkan ke tempat lain. Tapi kalau tidak (punya guru) kan kadang cenderung lebih mudah terpengaruh,” tambahnya.
Dia mengatakan, orang berpaham radikal memiliki ciri tertentu, seperti tak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain, bersifat eksklusif, dan menganggap orang lain salah. Selain itu, radikalis cenderung menggunakan cara kekerasan untuk mencapai tujuan.