KABUL - Afghanistan sedang menyelidiki laporan migran dari negaranya yang tenggelam setelah disiksa dan didorong ke sungai oleh penjaga perbatasan Iran.
Para migran kedapatan mencoba memasuki Iran secara ilegal dari Provinsi Herat barat pada Jumat (1/5/2020). Menurut laporan media setempat, mereka dipukuli dan dipaksa untuk melompat ke sungai oleh penjaga perbatasan Iran. Beberapa dari mereka dikatakan telah tewas.
Iran telah menolak tuduhan itu.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri Iran mengatakan insiden itu terjadi di wilayah Afghanistan, bukan Iran, dan penjaga keamanan membantah keterlibatan.
Jumlah yang terlibat dalam insiden itu belum dikonfirmasi tetapi para pejabat mengatakan puluhan migran melintasi perbatasan, dan sedikitnya tujuh orang tewas dengan lebih banyak lagi yang masih hilang.
Sebuah regu pencari telah dikirim untuk mengambil mayat migran dari sungai.
Komisi Hak Asasi Manusia Afghanistan (AHRC) mengatakan para pejabat setempat mengatakan, "Pasukan keamanan Iran menangkap sejumlah migran Afghanistan yang mencari pekerjaan yang ingin memasuki Iran".
"Mereka dipaksa menyeberangi sungai Harirud (di perbatasan Afghanistan-Iran), akibatnya sejumlah dari mereka tenggelam dan beberapa selamat," tambah komisi itu sebagaimana dilansir BBC, Senin (4/5/2020).
Shir Agha, seorang migran yang menyaksikan kejadian itu, mengatakan kepada Reuters bahwa penjaga Iran "memperingatkan kami bahwa jika kami tidak menjatuhkan diri ke dalam air, kami akan ditembak".
Migran Afghanistan lainnya, Shah Wali, menuduh bahwa penjaga Iran "memukuli kami, kemudian membuat kami melakukan kerja keras".
"Mereka kemudian membawa kami dengan minibus di dekat sungai, dan ketika kami sampai di sana, mereka melemparkan kami ke sungai," tambahnya.
Sekira tiga juta warga Afghanistan tinggal di Iran, termasuk para pengungsi dan pekerja upahan. Ratusan warga Afghanistan menyeberang ke Iran setiap hari untuk mencari pekerjaan.