Forcaster BMKG Stasiun Meteorologi Fatmawati Soekarno Bengkulu, Dyah Rizky mengatakan, cuaca ekstrem disejumlah daerah di Bengkulu, lebih banyak dipengaruhi faktor lokal angin gunung-angin lembah, angin darat-angin laut.
''Awan hujan lebih banyak tumbuh di daerah pegunungan pada siang/sore hari, dan bergerak ke arah pesisir pada sore/malam hari,'' kata Dyah, saat dikonfirmasi Okezone, Senin (29/6/2020).
Sementara gelombang air laut mencapai 4,0 meter, jelas Dyah, dipengaruhi adanya pola tekanan rendah sebesar 1007 hPa di Samudera Hindia Barat Sumatera, sehingga menyebabkan gelombang air laut tinggi.
''Adanya pola tekanan rendah sebesar 1007 hPa di Samudera Hindia Barat Sumatera, sehingga menyebabkan gelombang air laut tinggi di perairan Bengkulu, perairan pulau Enggano, dan di Samudera Hindia Barat Bengkulu,'' jelas Dyah.