SEOUL - Seorang pejabat Korea Selatan ditembak mati dan dibakar oleh pasukan Korea Utara dalam sebuah tindakan brutal yang diduga dilakukan untuk mencegah masuknya virus corona.
Kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan pria, yang bekerja untuk departemen perikanan itu, menghilang dari kapal patroli sekira 10 km dekat pulau Yeonpyeong ketika dia menghilang pada Senin (21/9/2020).
Ayah dua anak berusia 47 tahun itu meninggalkan sepatunya di atas kapal. Dia diyakini mencoba membelot, sebuah tindakan yang tidak umum tapi pernah terjadi sebelumnya.
BACA JUGA: Cegah Covid-19, Kim Jong-un, Perintahkan Tembak Mati Orang yang Dekati Perbatasan
Sebuah kapal patroli Korea Utara menemukan pria itu, mengenakan jaket pelampung, di laut pada Selasa (22/9/2020) sekira pukul 15:30.
Tentara Korea Utara kemudian mengenakan masker gas dan menanyai pejabat itu dari jauh sebelum datang perintah dari atasan mereka agar dia dibunuh. Pria itu kemudian ditembak mati di dalam air.
Pasukan Korea Utara kemudian membakar mayat pria itu saat berada di laut, demikian keterangan dari pejabat kementerian pertahanan Korea Selatan sebagaimana dilansir BBC. Mereka menambahkan bahwa tindakan itu mungkin merupakan langkah pencegahan virus corona dari Korea Utara.
BACA JUGA: Antisipasi Korona, Korut Akan Tembak Mati Warga China Bila Mendekati Perbatasan
Perbatasan antara Korea diawasi dengan ketat, dan Korea Utara dianggap memiliki kebijakan "tembak-untuk-bunuh" demi mencegah masuknya Covid-19 negara itu.
President Korea Selatan Moon Jae-in menyebut insiden ini mengejutkan dan tidak dapat ditoleransi. Dia mendesak pihak Utara untuk mengambil tindakan bertanggungjawab terkait serangan tersebut.