JAKARTA - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku, tidak tahu kenapa dirinya selalu menjadi sasaran fitnah atas sejumlah aksI unjuk rasa besar yang melawan pemerintah, termasuk aksi penolakan terhadap Undang-Undang Omnibus Law tentang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang berakhir rusuh pada Kamis 8 Oktober 2020.
Hal ini disampaikan SBY dalam sesi ngobrol santai pada Minggu, 11 Oktober kemarin yang diunggah pada akun Youtube pribadinya pada malam ini.
“Ya enggak tahu saya (alasan fitnah itu), nggak tahu, apa barang kali nasib saya dibeginikan terus ya. Nggak tahu saya. Memang kalau saya ikuti kembali, seperti yang saya alami pada tahun 2016 dulu, saya dituduh, difitnah, menunggangi, menggerakkan, membiayai, sama dengan sekarang, sebuah unjuk rasa besar waktu itu,” kata SBY dalam video tersebut.
Baca juga:
SBY Minta Pemerintah Ungkap Aktor Intelektual Demo Penolakan UU Ciptaker
Polisi Tangkap 10 Pelaku Perusakan Gedung ESDM saat Demo Tolak UU Cipta Kerja
32 TNI-Polri Terluka Imbas Kericuhan Demo UU Ciptaker di Jakarta
Presiden RI ke-6 ini menjelaskan, ia hanyalah orang tua yang pernah berjuang sebagai prajurit TNI selama 30 tahun dan pernah juga berada di pemerintahan selama 15 tahun. Ia tentu mengerti bahwa pemerintahan itu mengalami banyak masalah yang harus dipecahkan, karena ia pun mengalami hal yang sama kala itu.
“Jadi kalau tiba-tiba kemarin saya dituduh seperti itu, ndak baik, ndak baik kalau negeri kita makin subur fitnah, hoaks, tuduhan-tuduhan tidak berdasar,” ujarnya.
Menurut mantan Menko Polhukam itu, andaikata ia punya kemampuan menggerakkan gerakan massa yang begitu luas di Tanah Air kemarin, andaikata ia punya uang banyak untuk menggerakkan aksi-aksi seperti itu, dia pun tidak punya niat.
“Saya tidak punya niat, tidak terpikir untuk melakukan sesuatu yang menurut saya tidak tepat saya lakukan,” tegasnya.
“Dan begini, memfitnah itu kan sebenarnya menuduh seseorang, saya dalam hal ini, yang tidak mengandungi kebenaran. Saya menjadi korban,” ucap SBY.
Selain itu, SBY menambahkan, jangan lupa bahwa elemen masyarakat yang melakukan unjuk rasa di berbagai daerah itu dianggap ditunggangi oleh dirinya, bahwa mereka digerakkan dan diberi uang, tentu masyarakat juga merasa terhina.
“Mereka juga terhina, merasa dihina. Dan apalagi, memfitnah itu kan mempermainkan kebenaran,” tegasnya.
SBY menuturkan, sebagai umat yang beriman, orang yang suka memfitnah dan mempermainkan kebenaran, sama halnya dengan mempermainkan Tuhan. Karena itu, ia prihatin bahwa fitnah semakin berkembang seperti ini.
“Tapi yang jelas saya harus bersabar seperti dulu, waktu almarhumah ibu Ani masih ada, saya sering mengalami seperti ini. Tapi nampaknya, Allah masih meminta saya untuk terus bersabar. Mudah-mudahan negara kita makin baik dan tidak berkembang fitnah atau tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar seperti itu,” pungkasnya.
(Awaludin)