Para siswa ini meletakkan palimpsest di bawah sistem pencitraan UV dan menangkap tulisan tersembunyi dengan kamera yang dipindahkan ke komputer sehingga mereka bisa membacanya. Nantinya naskah akan diperiksa oleh sejarawan yang akan menentukan teks dan artinya.
Kurator Koleksi Seni Grafis Cary Steven Galbraith mengatakan penemuan itu menarik karena daun serupa telah dipelajari secara ekstensif oleh para sarjana di seluruh negeri, tetapi tidak pernah diuji dengan sinar UV atau dicitrakan sepenuhnya.
“Para siswa telah memberikan informasi yang sangat penting tentang setidaknya dua dari daun manuskrip kami di sini dalam koleksi dan dalam arti tertentu telah menemukan dua teks yang tidak kami ketahui ada dalam koleksi tersebut,” terang Galbraith.
“Sekarang kita harus mencari tahu apa teks-teks itu dan itulah kekuatan pencitraan spektral dalam lembaga budaya. Untuk memahami sepenuhnya koleksi kami, kami perlu mengetahui kedalaman koleksi kami, dan ilmu pencitraan membantu mengungkapkan semua itu kepada kami,” tambahnya.
Para siswa cerdas ini berhasil dipilih untuk mempresentasikan proyek tersebut di acara Kongres Internasional Studi Abad Pertengahan 2021 dan juga Imagine RIT: Festival Kreativitas dan Inovasi pada tahun depan.
(Amril Amarullah (Okezone))