Krisis Bunuh Diri Wanita Naik 83% di Jepang

Susi Susanti, Jurnalis
Senin 30 November 2020 12:16 WIB
Foto: Shutterstock
Share :

 Meningkatnya angka ini diperkirakan karena semakin banyaknya tekanan yang dihadapi wanita. Terutama mereka yang bekerja sektor perhotelan dan ritel yang harus menghadapi pemutusan hubungan kerja.

Selain masalah pekerjaan, mereka juga berisiko lebih besar mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) karena menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan.

Wanita juga dianggap merasakan kecemasan yang terus meningkat tentang kesehatan dan kesejahteraan anak-anak mereka di tengah pandemi. Penutupan sekolah di musim semi pun menyebabkan peningkatan tanggung jawab pengasuhan anak.

Menurut studi global yang dilakukan Care International, wanita telah menunjukkan sumber stres utama bagi wanita adalah melonjaknya beban perawatan yang tidak dibayar. Lalu kekhawatiran tentang mata pencaharian, makanan, dan perawatan kesehatan.

Jepang diketahui terus menurunkan tingkat bunuh diri. Tahun lalu, Jepang mencatat 20.000 kematian akibat bunuh diri, angka ini terendah sejak pencatatan angka bunuh diri dimulai pada 1978.

Ini terjadi ketika para pejabat Jepang telah memperingatkan gelombang ketiga infeksi virus korona dalam beberapa pekan terakhir ketika negara itu memasuki bulan-bulan musim dingin.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya