Lalu kemudian pada tahun 2016 menjadi Ketua DPRD Sulawesi Utara, ketika ditunjuk menggantikan Steven Kandouw yang mengundurkan diri karena mencalonkan diri sebagai calon Wakil Gubernur Sulawesi Utara bersama Olly Dondokambey.
Ia pun kembali terpilih untuk ke-3 kalinya pada periode 2019-2024, dan berhasil mempertahankan posisi Ketua DPRD Sulawesi Utara (secara definitif); sebelum kemudian mengundurkan diri pada 9 September 2020, karena mencalonkan diri sebagai calon Walikota Manado bersama Richard H.M. Sualang.
Isu-isu Suku, Ras, Agama dan Antargolongan (SARA) selalu didengung-dengungkan dalam penyelanggaraan pilkada di Kota Manado kepada Andrei Angouw. Dia mengaku sangat menyesalkan hal itu, tapi dia juga tahu dalam kontestasi pilkada, bukan hanya di Manado bahwa memang isu-isu itu paling gampang dimainkan.
"Tapi isu itu yang sangat berbahaya, isu yang sangat tidak mendidik, kita berharap isu itu nanti ke depan tidak ada lagi karena itu berpotensi memecah belah bangsa kita," terang Andrei beberapa waktu laku
Andrei mengaku tidak mau terpengaruh dengan adanya isu-isu tersebut. Dia memilih untuk tidak mau mendengar isu-isu itu, tidak mencari beritanya, tidak mencari isunya, bahkan kalau ada yang menyampaikan dia memilih untuk mengabaikannya agar tidak mempengaruhi konsentrasi dia.
Dia mengaku mengganggap isu-isu itu bukan sebagai hal yang besar. Dia lebih memilih berkonsentrasi untuk memenangkan pilkada saja. Karena bagi dia, apapun agamanya, semua warga negara Indonesia.
"Yang penting kita berniat membangun bangsa ini, kita bekerja untuk seluruh masyarakat tanpa melihat agama, etnis dari masyarakat tersebut. Jadi untuk saya itu hal yang not big deal," terang ayah empat orang anak ini.
(Khafid Mardiyansyah)