Berikutnya dari sisi deformasi, jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BAB ke reflektor RB1 tercatat berkisar pada jarak 4.038,727 meter hingga 4.039,087 meter; dan dari BAB ke reflektor RB2 pada kisaran 3.853,442 meter hingga 3.853,816 meter.
Selanjutnya baseline GPS Klatakan – Plawangan berkisar pada 6.164,06 meter hingga 6.164,07 meter.
Menurut data deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 9 cm/hari.
Adapun lebih lanjut mengenai pantauan hujan lahar, BPPTKG mencatat pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 44 mm/jam selama 70 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 11 Desember 2020. Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Melihat dari data perkembangan dan hasil analisa tersebut, Kepala BPPTKG Hanik Humaira memberikan kesimpulan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi, sehingga status aktivitas masih dalam tingkat ‘Siaga’.
Baca Juga : Gunung Merapi Alami 20 Gempa Guguran dalam 12 Jam Terakhir
"Aktivitas vulkanik G Merapi masih cukup tinggi,” jelas Hanik melalui keterangan tertulis, Jumat (18/12).
Adapun potensi bahaya hingga saat ini menurut Hanik adalah berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awan panas sejauh maksimal 5 kilometer.
"Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awanpanas sejauh maksimal 5 km,” tulis Hanik.