“Mereka diuji tiga hari sebelum penerbangan. Tes tersebut pada dasarnya tidak ada gunanya setelah melakukan tiga hari apa pun yang Anda suka dan orang-orang jelas membawanya bersama mereka,” jelasnya.
"Karena semua orang bercampur selama enam hari itu dan mereka tidak menyadarinya, dan sekarang semuanya sudah berakhir,” ujarnya.
Kementerian Pertahanan belum berkomentar tentang apakah ada penerimaan rumah sakit yang dilakukan. Mereka juga tidak dapat memastikan jumlah tes yang dilakukan.
Seorang mantan petugas medis tempur juga memberi tahu jika situasi ini menjadi "bencana total".
“Saya tahu Tentara Inggris terkenal karena memperlakukan tentara mereka seperti sampah, tetapi jika dipertimbangkan, ini adalah lelucon” ungkap Jay Lewis di laman Facebook.
“Anggota kamp yang BATUK telah ditempatkan ke dalam isolasi yang ditingkatkan setelah sejumlah kecil tentara dinyatakan positif Covid-19,” terang seorang juru bicara AD.
"Para prajurit berada di Kenya untuk mengikuti pelatihan yang penting untuk menjaga kesiapan operasional dan dilakukan di bawah langkah-langkah keamanan Covid-19 yang ketat,” terangnya.
"Semua tentara yang dikerahkan untuk latihan harus melakukan masa isolasi dan hasil tes negatif sebelum melakukan perjalanan,” paparnya.
"Angkatan Darat Inggris menangani kesehatan dan kesejahteraan personel serta komunitas lokal di Kenya dengan sangat serius. Langkah-langkah perlindungan kesehatan pasukan Kementerian Pertahanan sedang diterapkan untuk mencegah infeksi lebih lanjut,” urainya.
"Baik Angkatan Darat Inggris dan pemerintah Kenya yakin dengan tindakan saat ini untuk mencegah penyebaran infeksi dan memastikan pelatihan penting terus berlanjut,” bebernya.
Diketahui, penerbangan lain dengan 150 tentara mendarat di Kenya pada Senin (8/2) malam, meskipun terjadi wabah di kamp. Kamp ini bisa menampung 1.200 personel.
(Susi Susanti)